Ribuan Alat Perang Disita Pasca Bentrokan Antar Pendukung Paslon di Puncak Jaya

Ribuan Alat Perang Disita Pasca Bentrokan Antar Pendukung Paslon di Puncak Jaya

Kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah, pada awal Maret 2025, mengakibatkan penindakan tegas dari aparat gabungan TNI-Polri. Bentrokan antar pendukung dua pasangan calon (paslon) yang mengakibatkan satu korban jiwa, 15 luka-luka, dan puluhan bangunan terbakar, telah memicu operasi besar-besaran untuk menyita berbagai alat-alat yang berpotensi untuk menimbulkan konflik lebih lanjut. Operasi gabungan yang dipimpin oleh Kapolres Puncak Jaya, AKBP Kuswara, dan Dandim 1714/PJ, Letkol Inf. Irawan Setya Kusuma, berhasil mengamankan ribuan senjata tradisional dan benda tajam.

Operasi yang melibatkan personel dari Polres Puncak Jaya, Kodim 1714/PJ, Brimob Polda Papua BKO Puncak Jaya, Satgas Yonif Raider 715/MTL, dan Satgas Yonif Raider 112/DJ, dilaksanakan secara terbagi dalam dua tim yang menyisir Kota Mulia. Razia yang berlangsung selama dua hari berhasil mengumpulkan barang bukti yang mengkhawatirkan, meliputi:

  • 3.700 anak panah
  • 250 busur panah
  • 275 tali busur
  • 8 ketapel
  • 6 parang
  • 2 kapak
  • 2 senapan angin
  • 8 atribut pakaian perang

AKBP Kuswara menjelaskan bahwa penyitaan alat-alat perang, khususnya panah, difokuskan pada senjata yang ditemukan di tangan warga sipil. Langkah ini bertujuan untuk mencegah eskalasi kekerasan dan menciptakan situasi yang kondusif. Ia menekankan bahwa semua barang bukti yang dikumpulkan akan didata dan selanjutnya akan dimusnahkan. Selain itu, imbauan kepada masyarakat untuk tidak membawa senjata tajam atau alat-alat yang dapat memicu konflik kembali ditekankan agar stabilitas keamanan dapat terjaga di Kabupaten Puncak Jaya.

Kapolda Papua, melalui Kabid Humas Kombes Pol. Ignasius Benny Ady Prabowo, memberikan konfirmasi terkait insiden awal yang berujung pada bentrokan tersebut. Ia menjelaskan bahwa bentrokan dipicu oleh kematian seorang pendukung paslon nomor 2 di Jalan Poro Kuburan Tujuh. Setelah dikremasi, pihak keluarga melakukan prosesi duka di Lapangan Amanah, yang kemudian berujung pada bentrokan antara kedua kubu pendukung paslon.

Meskipun upaya perdamaian telah dilakukan oleh aparat gabungan, perselisihan kedua kelompok belum mereda karena masih adanya korban jiwa. Aparat keamanan berkomitmen untuk terus menjaga situasi agar tidak meluas dan bekerja sama untuk mengembalikan ketertiban di Kabupaten Puncak Jaya. Keberhasilan penyitaan ribuan alat perang ini diharapkan dapat menjadi langkah preventif untuk mencegah terjadinya konflik serupa di masa mendatang, dan penegakan hukum akan terus dilakukan bagi siapa pun yang terbukti terlibat dalam kerusuhan. Upaya rekonsiliasi dan dialog tetap menjadi prioritas untuk menyelesaikan konflik secara damai dan menciptakan rasa aman bagi seluruh masyarakat Puncak Jaya.