Sri Mulyani Paparkan Hasil Kunjungan Kerja ke AS kepada Prabowo Subianto

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati telah melaporkan hasil kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat (AS) kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto. Laporan tersebut mencakup partisipasi Sri Mulyani dalam Forum G20 dan IMF Spring Meeting 2025 yang diselenggarakan di Washington D.C.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada hari Rabu (30/4/2025), Sri Mulyani menyampaikan kepada Prabowo mengenai isu-isu global yang menjadi fokus perhatian, termasuk kebijakan tarif resiprokal yang tengah menjadi perhatian berbagai negara. Prabowo Subianto memberikan respons positif terhadap laporan tersebut.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa laporan yang disampaikannya juga mencakup pandangan dari berbagai negara terkait kebijakan tarif resiprokal, serta mekanisme multilateral yang akan ditempuh. Selain itu, dibahas pula mengenai kondisi negara-negara yang mengalami kesulitan dalam mengakses modal, serta potensi risiko-risiko yang mungkin timbul, yang telah didiskusikan dalam pertemuan IMF dan Bank Dunia.

Selama berada di Washington D.C., Sri Mulyani juga melakukan serangkaian pertemuan bilateral penting, antara lain:

  • Pertemuan dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent: Pertemuan ini membahas hubungan bilateral antara Indonesia dan AS, serta arah kebijakan global AS melalui peranannya di lembaga-lembaga multilateral.
  • Pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Scott Bessent: Pertemuan ini membahas tindak lanjut kebijakan tarif resiprokal.
  • Pertemuan dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Chairman Freeport McMoRan Richard Adkerson dan CEO Freeport McMoRan Kathleen Quirk: Pertemuan ini membahas kebijakan tarif perdagangan hingga kerja sama kesehatan.
  • Pertemuan bilateral dengan External Advisors of the Bretton Woods Institutions Patrick Achi dan Mark Malloch-Brown: Dalam pertemuan ini, Indonesia mendorong transformasi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia untuk menjaga stabilitas dan pembangunan berkelanjutan bagi dunia.
  • Forum diskusi dengan Kamar Dagang Amerika Serikat (US Chamber of Commerce): Sri Mulyani menyampaikan potensi Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai nilai global.

Selain membahas isu-isu global dan pertemuan bilateral, Sri Mulyani juga melaporkan kepada Prabowo mengenai kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Data dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan bahwa APBN 2025 mengalami defisit sebesar Rp 104,2 triliun per 31 Maret 2025, setara dengan 0,43 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Meskipun demikian, Sri Mulyani menegaskan bahwa defisit APBN masih terkendali karena realisasi tersebut baru mencapai 16,9 persen dari batas defisit APBN 2025 sebesar Rp 616,2 triliun.