Bahaya 'SkinnyTok': Obsesi Tubuh Kurus di TikTok Ancam Kesehatan Mental dan Fisik Generasi Muda

Obsesi Kurus: Tren 'SkinnyTok' di TikTok dan Bahaya yang Mengintai

Media sosial, khususnya TikTok, telah menjadi lahan subur bagi berbagai tren, termasuk tren diet yang sering kali kontroversial. Salah satu tren yang kini tengah menjadi sorotan adalah 'SkinnyTok', sebuah gerakan daring yang mengagungkan tubuh kurus ekstrem dan berpotensi memicu gangguan makan serius di kalangan penggunanya.

'SkinnyTok', yang merupakan gabungan dari kata 'skinny' (kurus) dan 'TikTok', membanjiri platform tersebut dengan konten-konten yang mempromosikan penurunan berat badan secara drastis, diet ketat yang tidak sehat, dan gaya hidup yang berujung pada eating disorder. Video-video dengan tagar ini sering kali menampilkan individu dengan tubuh sangat kurus dan memberikan saran-saran diet yang tidak berbasis ilmiah, bahkan berbahaya. Ironisnya, pada akhir April 2024, tagar ini telah mengumpulkan lebih dari 60.000 video, menunjukkan betapa luasnya pengaruh tren ini di kalangan pengguna TikTok.

Seorang influencer dan pengusaha asal Miami, Florida, Mandana Zarghami, turut memberikan komentarnya terkait tren ini. Ia berpendapat bahwa 'SkinnyTok' dapat membantu seseorang mengontrol porsi makan dan mendorong gaya hidup yang lebih aktif, sehingga meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Namun, Zarghami juga mengakui potensi bahaya dari tren ini, terutama bagi individu yang rentan terhadap gangguan makan.

"Saya sadar bahwa beberapa video 'SkinnyTok' dapat memberikan motivasi untuk berdiet dan menjaga kesehatan. Tapi tren ini juga bisa berbahaya, karena mempopulerkan diet ketat sampai bentuk tubuh yang tidak realistik," ujarnya.

Dampak Negatif pada Kesehatan Fisik dan Mental

Dr. Bret Osborn, seorang dokter dari Florida, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai dampak negatif diet ketat yang dipromosikan oleh 'SkinnyTok'. Ia menceritakan pengalamannya menangani pasien yang mengalami masalah kesehatan serius akibat diet ekstrem, termasuk wanita yang mengalami retak tulang akibat kekurangan nutrisi.

"Ini merupakan krisis yang terus berkembang dan dipopulerkan di media sosial melalui tagar #SkinnyTok. Karena orang-orang berusia muda sering mendambakan bentuk tubuh yang ramping dan kurus, mereka rela diet sampai kelaparan dan tentunya tubuh mereka kekurangan energi dari kalori dan tubuh mereka sangat lemah," jelas Dr. Osborn.

Kekurangan gizi pada remaja dan dewasa muda dapat mengganggu hormon, melemahkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan fungsi kognitif, dan bahkan menyebabkan kerusakan permanen pada otak yang masih berkembang. Dampak fisik lainnya termasuk kerontokan rambut, penurunan kepadatan tulang, dan kerusakan struktural permanen pada kasus yang parah.

Dr. Osborn menekankan bahwa berat badan rendah atau lemak tubuh yang sangat sedikit tidak selalu berarti sehat. Ia mengkritik 'SkinnyTok' karena memanfaatkan kerentanan anak muda terhadap citra tubuh ideal yang tidak realistis.

"Kelaparan bukanlah suatu hal yang baik. Itu justru bentuk pengabaian seseorang terhadap kebutuhan nutrisi tubuh. Tren 'SkinnyTok' memanfaatkan kerentanan percaya diri pada anak muda, terutama perempuan, dengan mendorong mereka untuk memangkas berat badan, bukannya berkembang," tegasnya.

Alih-alih mengikuti diet ketat yang berbahaya, Dr. Osborn menyarankan untuk fokus pada peningkatan massa otot dan olahraga yang teratur. Kehilangan massa otot dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius di kemudian hari. Ia juga menghimbau masyarakat agar beralih ke pola makan sehat dan bernutrisi seimbang demi kesehatan tubuh yang optimal.

Daftar Dampak Negatif Kekurangan Gizi:

  • Gangguan hormon
  • Melemahnya sistem kekebalan tubuh
  • Penurunan fungsi kognitif
  • Kerusakan permanen pada otak yang masih berkembang
  • Kerontokan rambut
  • Penurunan kepadatan tulang
  • Kerusakan struktural permanen (pada kasus parah)

Dengan demikian, 'SkinnyTok' bukan hanya sekadar tren diet biasa, melainkan sebuah ancaman serius bagi kesehatan fisik dan mental, terutama bagi generasi muda yang rentan terhadap tekanan sosial dan citra tubuh ideal yang tidak realistis. Edukasi dan kesadaran akan bahaya diet ekstrem sangat penting untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif tren 'SkinnyTok'.