Inovasi Undangan Pernikahan: Roti Tawar Sebagai Simbol Cinta yang Ramah Lingkungan

Pernikahan adalah momen sakral yang dirayakan dengan berbagai tradisi, salah satunya adalah penyebaran undangan. Namun, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, banyak pasangan yang mencari alternatif undangan pernikahan yang lebih ramah lingkungan dan unik. Jazmin Reyes dan Miguel Sotto, pasangan dari Filipina, mengambil langkah inovatif dengan menjadikan roti tawar sebagai undangan pernikahan mereka.

Konsep Anti-Mainstream yang Berkelanjutan

Jazmin, yang menyebut dirinya 'anti-bride', sejak awal merencanakan pernikahan mereka pada 17 Mei, menginginkan sesuatu yang berbeda dan tidak konvensional. Ia menentang penggunaan undangan kertas yang seringkali berakhir di tempat sampah setelah acara selesai. Bersama Bridal Brandbook, sebuah agensi branding pernikahan, Jazmin mencari ide kreatif untuk undangan yang tidak hanya informatif tetapi juga berkesan dan bermanfaat.

Awalnya, mereka mempertimbangkan mencetak logo pernikahan di tomat atau bakpao kukus. Namun, akhirnya mereka memilih roti tawar sebagai media undangan. Alasannya sederhana: roti tawar mudah didapatkan, dapat dikustomisasi, dan yang terpenting, dapat dimakan.

Kolaborasi dengan Toko Roti Lokal

Jazmin bekerja sama dengan Daniel Baker, sebuah toko roti lokal, untuk membuat sekitar 200 roti tawar tebal. Roti susu dengan tekstur lembut ini dicap dengan logo pernikahan mereka menggunakan cap besi panas. Logo tersebut dirancang sendiri oleh Jazmin, dengan filosofi mendalam tentang penyatuan dan pelengkap.

"Logo kami bukan sekadar huruf 'M' dan 'J' disatukan. Kami ingin semacam lambang penyatuan yang bisa digunakan juga nanti untuk surat atau kado pasangan. Desainnya punya unsur yin dan yang, karena kami merasa saling melengkapi walaupun tampak sangat berbeda," jelas Jazmin.

Setiap undangan roti berisi lima irisan tebal yang dikemas dalam kotak kecil, dilapisi plastik transparan, dan diikat dengan pita renda putih. Undangan ini juga dilengkapi dengan permainan kata (bread pun) yang kreatif:

  • "Bready or not, here we go. Come toast forever with us! 17 Mei 2025. Migs & Jaz"
  • "Save the date. We loaf you!"

Untuk memudahkan konfirmasi kehadiran, undangan juga menyertakan QR code yang mengarah ke RSVP digital.

Respon Positif dan Hemat Biaya

Awalnya, Jazmin khawatir undangan berbentuk roti ini akan membingungkan atau ditolak oleh tamu yang lebih tua. Namun, kekhawatiran itu tidak terbukti. Respon yang mereka terima justru sangat positif.

"Kami pikir tamu yang lebih senior mungkin tidak akan paham konsepnya, tapi ternyata justru mereka yang paling heboh! Mereka suka sekali bahkan minta tambahan roti," kata Jazmin.

Para tamu pun berkreasi dengan undangan roti mereka, ada yang membuat French toast dan ada pula yang mengoleskan Nutella.

Selain unik dan ramah lingkungan, undangan roti ini juga lebih hemat biaya dibandingkan undangan konvensional. Jazmin mengungkapkan bahwa biaya untuk 200 roti hanya setengah dari biaya yang dibutuhkan untuk undangan kertas.

"Jadi benar-benar cuma setengah harga. It was loaf at first sight," ujarnya.

Inovasi undangan pernikahan dari roti tawar ini tidak hanya menarik perhatian para tamu undangan, tetapi juga viral di media sosial. Video yang menampilkan undangan roti tersebut telah dilihat lebih dari 1,5 juta kali dan mendapatkan puluhan ribu likes, membuktikan bahwa ide kreatif dan berkelanjutan selalu mendapat apresiasi.