Semangat Pantang Menyerah: Nenek 104 Tahun Asal Pamekasan Wujudkan Impian Naik Haji
PAMEKASAN, JAWA TIMUR - Di usia senja, semangat seorang perempuan bernama Marhamah (104) asal Pamekasan, Jawa Timur, patut diacungi jempol. Calon jemaah haji (CJH) tertua di kabupaten tersebut bersiap untuk menunaikan rukun Islam kelima ke Tanah Suci Mekkah pada tahun ini.
Di kediamannya yang sederhana di Desa Palengaan Laok, Kecamatan Palengaan, Nenek Marhamah terlihat sibuk mempersiapkan perlengkapan ibadah haji. Dengan telaten, ia melipat pakaian ihram, mukena, dan barang-barang pribadi lainnya yang akan dibawanya ke Tanah Suci. Meskipun usianya sudah lebih dari satu abad dan penglihatannya tidak lagi prima, semangatnya untuk beribadah tidak pernah pudar.
Wanita kelahiran tahun 1921 ini menunjukkan kemandiriannya dengan tidak ingin merepotkan orang lain. Tangannya masih cekatan dalam menyiapkan perlengkapan ibadah, meskipun kerutan di wajahnya menjadi saksi bisu perjalanan panjang hidupnya. Semangatnya untuk menunaikan ibadah haji tetap membara, meski usia telah senja.
Anak kandung Marhamah, Ayamah, mengungkapkan rasa syukur karena ibunya dapat berangkat haji tahun ini. Menurutnya, Marhamah mendaftar haji pada tahun 2019. Saat itu, sesuai dengan daftar tunggu haji, ibunya dijadwalkan berangkat pada tahun 2045. Namun, berkat rahmat Allah SWT, Marhamah mendapatkan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji lebih cepat dari perkiraan.
Ayamah menambahkan bahwa ibunya tetap aktif dalam kegiatan sehari-hari, termasuk bekerja di sawah. Sebagai seorang petani, Marhamah terbiasa pergi ke sawah setiap hari. Aktivitas fisik ini membantu menjaga kebugaran tubuhnya.
Biaya haji Marhamah sepenuhnya berasal dari hasil kerja kerasnya sendiri. Ia menekuni usaha pembuatan genteng dan bertani. Hasil pertaniannya berupa tembakau, kacang, singkong, dan berbagai tanaman lainnya. Dalam menjalankan usahanya, Marhamah dibantu oleh anggota keluarga.
Marhamah tidak memiliki resep khusus untuk menjaga kesehatan. Ia hanya menjaga pola makan dengan mengonsumsi sayur-sayuran dan jamu tradisional. Selain itu, ia juga menjalankan amalan-amalan yang diajarkan oleh para kiai.
Ayamah akan mendampingi ibunya selama menjalankan ibadah haji. Ia sendiri telah mendaftar haji sejak tahun 2013. Ayamah berharap dapat membantu ibunya dalam melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji dengan lancar.
Kisah Marhamah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Semangatnya untuk beribadah di usia senja menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk meraih impian. Ketekunan dan kerja kerasnya dalam mengumpulkan biaya haji juga patut diteladani. Semoga Marhamah diberikan kesehatan dan kekuatan selama menjalankan ibadah haji, serta kembali ke tanah air dengan selamat dan membawa berkah.
Berikut adalah beberapa poin penting dari kisah inspiratif Nenek Marhamah:
- Semangat pantang menyerah: Meskipun berusia 104 tahun, Marhamah tetap bersemangat untuk menunaikan ibadah haji.
- Kemandirian: Marhamah berusaha mandiri dan tidak ingin merepotkan orang lain dalam mempersiapkan keberangkatannya.
- Kerja keras: Biaya haji Marhamah berasal dari hasil kerja kerasnya sendiri sebagai pembuat genteng dan petani.
- Gaya hidup sehat: Marhamah menjaga kesehatan dengan pola makan sehat dan mengonsumsi jamu tradisional.
- Inspirasi: Kisah Marhamah menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak menyerah dalam meraih impian.