Tren Stroke di Usia Muda: Gaya Hidup Tidak Sehat sebagai Pemicu Utama

Tren Stroke di Usia Muda: Gaya Hidup Tidak Sehat sebagai Pemicu Utama

Anggapan bahwa stroke hanya menyerang lansia kini telah terbantahkan. Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan kasus stroke pada usia muda, bahkan di bawah 40 tahun. Fenomena ini menjadi perhatian serius para ahli kesehatan, mengingat dampaknya yang dapat melumpuhkan dan mengancam jiwa. Menurut Dr. dr. Rocksy Fransisca V Situmeang, SpN(K), spesialis neurologi Siloam Hospitals, statistik menunjukkan bahwa 63 persen penderita stroke berusia di bawah 70 tahun. Lebih mengejutkan lagi, data World Stroke Organization mencatat 16 persen kasus stroke terjadi pada usia 15-49 tahun. "Angka ini sangat tinggi dan menunjukkan bahwa stroke bukan lagi penyakit eksklusif orang tua," tegas Dr. Rocksy dalam sebuah konferensi pers di Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, Kamis (6/3/2025).

Pergeseran gaya hidup menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan kasus stroke di usia muda. Dr. dr. Harsan, SpBS, spesialis bedah saraf Siloam Hospitals, menjelaskan bahwa kebiasaan tidak sehat yang semakin meluas di kalangan usia muda menjadi pemicu utama. Faktor risiko seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas semakin meningkat, diiringi oleh kebiasaan merokok yang juga merajalela di usia yang lebih muda. Pola makan yang buruk dan minimnya aktivitas fisik semakin memperparah situasi ini. "Kasat mata kita lihat, kebiasaan makan, hidup, kurang olahraga, obesitas semakin banyak. Semua itu faktor risiko stroke," ungkap Dr. Harsan. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa akumulasi beberapa faktor risiko akan meningkatkan kemungkinan seseorang terkena stroke secara signifikan.

Faktor Risiko Stroke di Usia Muda:

  • Diabetes: Tingkat gula darah yang tidak terkontrol merusak pembuluh darah.
  • Hipertensi: Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung dan pembuluh darah, meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah di otak.
  • Obesitas: Berat badan berlebih meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, termasuk stroke.
  • Merokok: Merokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penggumpalan darah.
  • Kurang Aktivitas Fisik: Gaya hidup sedentari meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, dan diabetes.
  • Pola Makan Tidak Sehat: Konsumsi makanan tinggi lemak, garam, dan gula meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Kondisi ini menekankan urgensi perubahan gaya hidup untuk mencegah stroke. Penting bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk menyadari bahaya gaya hidup tidak sehat dan mengadopsi pola hidup yang lebih sehat. Langkah-langkah pencegahan meliputi: mempertahankan berat badan ideal, mengontrol tekanan darah dan gula darah, melakukan aktivitas fisik secara teratur, menghindari merokok, dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Deteksi dini dan pengobatan penyakit penyerta juga sangat krusial dalam mengurangi risiko stroke.

Dengan meningkatnya kasus stroke di usia muda, upaya edukasi dan pencegahan perlu ditingkatkan. Pemerintah dan institusi kesehatan perlu bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat dan bahaya stroke. Melalui kampanye kesehatan publik yang masif dan akses yang lebih mudah ke layanan kesehatan, diharapkan dapat menekan angka kejadian stroke di usia muda dan menciptakan generasi yang lebih sehat.