Solidaritas May Day: Buruh, Mahasiswa, dan Jurnalis Kalimantan Timur Bersatu Serukan Keadilan

Ribuan massa yang terdiri dari elemen buruh, mahasiswa, jurnalis, dan berbagai komunitas masyarakat Kalimantan Timur menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Samarinda, pada peringatan Hari Buruh Internasional, Kamis (1/5/2025). Aksi ini menjadi wadah bagi berbagai elemen masyarakat untuk menyuarakan aspirasi terkait isu-isu ketenagakerjaan, kebebasan pers, dan demokrasi.

Aksi damai ini diwarnai dengan orasi-orasi lantang yang menyoroti berbagai permasalahan yang dihadapi oleh kaum buruh dan masyarakat luas. Spanduk bertuliskan "Buruh Bersatu Melawan Oligarki" terbentang lebar di depan pagar kantor gubernur, menjadi simbol perlawanan terhadap sistem yang dianggap tidak adil. Puluhan poster dengan beragam tuntutan juga menghiasi area aksi, mencerminkan aspirasi yang beragam dari berbagai elemen masyarakat yang hadir.

Tuntutan Utama Aksi:

  • Penolakan Sistem Outsourcing: Para demonstran mengecam praktik outsourcing yang dianggap merugikan buruh dan hanya menguntungkan pengusaha. Mereka menuntut status karyawan tetap bagi seluruh pekerja agar mendapatkan jaminan kesehatan, pendidikan, dan upah yang layak.
  • Peningkatan Kesejahteraan Buruh: Para peserta aksi menyerukan peningkatan upah dan kesejahteraan bagi seluruh pekerja di Kalimantan Timur. Mereka menuntut agar pemerintah dan pengusaha memperhatikan kebutuhan dasar buruh dan memberikan kompensasi yang adil atas kerja keras mereka.
  • Kebebasan Pers dan Berekspresi: Aksi ini juga menjadi wadah bagi para jurnalis untuk menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya represi terhadap media dan kebebasan berekspresi. Mereka menuntut agar pemerintah menjamin kebebasan pers dan melindungi jurnalis dari segala bentuk intimidasi dan kekerasan.
  • Hentikan Keterlibatan Militer dalam Urusan Industri: Para demonstran menuntut agar militer tidak lagi terlibat dalam urusan industri, karena hal ini dianggap menghambat proses-proses demokratis dan merugikan buruh. Mereka menekankan pentingnya mekanisme tripartit yang melibatkan pemerintah, pengusaha, dan buruh dalam pengambilan keputusan terkait isu-isu ketenagakerjaan.

Salah seorang koordinator aksi, Yoyo, menyampaikan bahwa peringatan May Day tahun ini menjadi momentum untuk menyuarakan perlawanan terhadap sistem kerja yang dianggap sebagai "perbudakan gaya baru". Ia menekankan bahwa buruh dan jurnalis harus bersatu untuk melawan segala bentuk penindasan dan memperjuangkan keadilan sosial.

Aksi ini berlangsung dengan tertib dan damai. Para peserta aksi berjanji akan terus menyuarakan aspirasi mereka hingga tuntutan-tuntutan mereka dipenuhi oleh pemerintah dan pengusaha.