Diduga Akibat Santapan Program Makanan Bergizi, Puluhan Siswa SMPN 35 Bandung Alami Gangguan Kesehatan

Ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 35 Bandung dilaporkan mengalami sejumlah keluhan kesehatan yang diduga kuat akibat konsumsi makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Para siswa mengeluhkan gejala seperti mual, pusing, hingga diare setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Informasi yang dihimpun menunjukkan bahwa program MBG ini melibatkan sekitar 334 siswa pada hari Selasa, 29 April 2025. Keesokan harinya, Rabu, 30 April 2025, sejumlah siswa mulai merasakan dampak yang tidak menyenangkan setelah mengonsumsi hidangan yang disediakan.

"Data sementara yang kami miliki menunjukkan angka tersebut, namun kami masih terus melakukan pendataan. Data terakhir menunjukkan 334 siswa, dan kemungkinan ada penambahan jumlah, tetapi saya belum melakukan pengecekan lebih lanjut," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, saat dikonfirmasi pada Kamis, 1 Mei 2025.

Menurut Anhar, berdasarkan laporan awal yang diterimanya, makanan MBG tersebut disediakan oleh sebuah perusahaan katering. Proses persiapan makanan dimulai sejak dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB. Distribusi makanan kemudian dilakukan ke beberapa sekolah, dimulai dari sebuah Sekolah Dasar (SD) sekitar pukul 09.00 WIB, kemudian ke SMPN 35 Bandung sekitar pukul 11.00 WIB, dan terakhir ke siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) sekitar pukul 13.30 WIB.

Ratusan siswa SMPN 35 Bandung yang mengalami keluhan kesehatan telah mengambil langkah pengobatan mandiri. Anhar menegaskan bahwa hingga saat ini, tidak ada siswa yang memerlukan perawatan intensif di rumah sakit maupun puskesmas.

"Sebagian besar siswa memilih untuk berobat secara mandiri, beberapa mengunjungi puskesmas atau dokter pribadi. Ada satu siswa yang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Salamun karena orang tuanya bekerja di sana, namun tidak ada yang dirawat inap," jelasnya.

Pihak Dinas Kesehatan telah mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab gangguan kesehatan untuk dianalisis di laboratorium kesehatan. Informasi yang diterima menunjukkan bahwa dapur katering yang menyediakan makanan MBG tersebut berlokasi di wilayah Dipatiukur, Kota Bandung.

"Sampel sudah kami ambil dan sedang dalam proses pengujian di laboratorium. Hasilnya mungkin memerlukan waktu sekitar 10 hingga 12 hari karena pemeriksaan yang dilakukan sangat komprehensif, tidak hanya terbatas pada bakteri," pungkas Anhar.