Pekerja Disabilitas Suarakan Kesetaraan Akses dalam Aksi Unjuk Rasa

Ratusan pekerja dari berbagai sektor industri turun ke jalan dalam aksi unjuk rasa yang digelar di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2025). Di antara kerumunan massa, terlihat beberapa pekerja penyandang disabilitas yang turut menyuarakan aspirasi mereka terkait hak-hak pekerja. Salah satu isu utama yang mereka angkat adalah pentingnya kesetaraan akses dan fasilitas yang layak di tempat kerja.

Lifiana, seorang operator produksi dari PT Omron Manufacturing Indonesia, dengan lantang menyatakan bahwa fasilitas yang dibutuhkan oleh pekerja disabilitas seringkali disalahpahami sebagai sesuatu yang eksklusif. Padahal, menurutnya, banyak fasilitas yang juga bermanfaat bagi kelompok lain, seperti ibu hamil, lansia, dan pekerja non-disabilitas pada umumnya. Ia mencontohkan pegangan jalan, toilet duduk, dan alas anti-slip sebagai fasilitas yang seharusnya menjadi standar di setiap tempat kerja.

"Selama ini yang saya perhatikan, kebutuhan disabilitas itu sama saja dengan orang yang non disabilitas," ujarnya di sela-sela aksi unjuk rasa. Lifiana, yang telah bekerja di PT Omron Manufacturing Indonesia selama lebih dari satu dekade bersama suaminya, Munandar, merasa bersyukur karena perusahaan tempatnya bekerja memberikan kesempatan yang sama bagi pekerja disabilitas. Ia dan suaminya, yang keduanya merupakan penyandang tuna daksa, diperlakukan setara dengan karyawan lainnya.

Namun, Lifiana juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap perusahaan-perusahaan yang masih enggan mempekerjakan penyandang disabilitas dengan alasan biaya fasilitas. Ia menilai alasan tersebut tidak masuk akal, mengingat banyak fasilitas yang dibutuhkan juga bermanfaat bagi pekerja non-disabilitas. Lifiana menambahkan bahwa PT Omron Manufacturing Indonesia saat ini telah mempekerjakan lebih dari 20 penyandang disabilitas, yang sebagian besar merupakan tuna daksa dan tunarungu.

Proses rekrutmen pekerja disabilitas di PT Omron Manufacturing Indonesia dilakukan melalui kerjasama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Cibinong, Bogor. Lifiana dan Munandar sendiri merupakan hasil rekrutmen dari program pelatihan yang diselenggarakan oleh BLK Cibinong. Mereka berharap perusahaan-perusahaan lain dapat mencontoh langkah PT Omron Manufacturing Indonesia dalam memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.

"Kalau memang niat, mereka bisa cari ke dinas sosial. Kami bukan tidak mampu, tapi belum diberi kesempatan," pungkas Lifiana. Ia mengajak perusahaan-perusahaan untuk lebih aktif mencari tenaga kerja disabilitas melalui kanal-kanal resmi pemerintah. Dengan memberikan kesempatan yang sama, perusahaan tidak hanya memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga berkontribusi pada inklusi sosial dan pemberdayaan ekonomi penyandang disabilitas.

Beberapa poin penting yang disuarakan oleh para pekerja disabilitas dalam aksi unjuk rasa ini antara lain:

  • Kesetaraan Akses: Pekerja disabilitas menuntut kesetaraan akses terhadap fasilitas dan kesempatan kerja di semua sektor industri.
  • Fasilitas yang Layak: Mereka menekankan pentingnya fasilitas yang layak dan memadai di tempat kerja, seperti pegangan jalan, toilet duduk, dan alas anti-slip.
  • Inklusi Sosial: Pekerja disabilitas berharap perusahaan-perusahaan dapat membuka diri dan memberikan kesempatan kerja bagi mereka, sehingga dapat berkontribusi pada inklusi sosial dan pemberdayaan ekonomi.
  • Kerjasama dengan Pemerintah: Mereka mengajak perusahaan-perusahaan untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah, melalui dinas sosial dan balai latihan kerja, dalam mencari tenaga kerja disabilitas.