Penanganan Kenakalan Remaja: Program Pembinaan Disiplin Ala Militer di Purwakarta Ungkap Fakta Kekerasan

markdown Purwakarta, Jawa Barat – Sebuah inisiatif unik tengah berjalan di Purwakarta, Jawa Barat, di mana para siswa SMA yang terlibat dalam berbagai kenakalan remaja mengikuti program pembinaan disiplin di lingkungan militer. Mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, baru-baru ini mengunjungi barak militer Resimen Armed 1/Stira Yudha, Batalyon Armed 9, tempat 40 siswa tersebut dididik.

Program ini dirancang untuk mengatasi masalah kenakalan remaja yang meresahkan, seperti tawuran, merokok, dan penyalahgunaan narkoba. Dedi Mulyadi, yang menggagas program ini, menyaksikan langsung proses penyerahan siswa oleh orang tua mereka. Salah satu siswa yang mengikuti program ini adalah Lingga Yuda, seorang pelajar kelas 9 yang sebelumnya terlibat dalam aksi tawuran.

"Nama anaknya Lingga Yuda, cocok dididik di Resimen Armed 1. Mudah-mudahan anak bapak jadi tentara nanti, pelatihan dari sekarang," ujar Dedi kepada orang tua Lingga. Ayah Lingga mengungkapkan bahwa anaknya terlibat tawuran yang menyebabkan korban luka-luka.

Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, yang turut hadir, menambahkan bahwa tawuran tersebut mengakibatkan seorang siswa mengalami luka serius pada wajahnya akibat sabetan senjata tajam. Korban harus menjalani perawatan intensif di RS Hasan Sadikin dengan biaya yang mencapai Rp 11 juta.

Dedi Mulyadi menekankan bahwa pembinaan militer ini bertujuan untuk mengarahkan para siswa ke jalur yang lebih positif. Ia berharap mereka dapat termotivasi untuk menjadi prajurit TNI, anggota Polri, atau melanjutkan pendidikan di sekolah kedinasan seperti IPDN.

Selama mengikuti program ini, para siswa tinggal di aula barak militer yang dilengkapi dengan fasilitas dasar seperti meja makan dan tempat tidur. Mereka dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan menjalani serangkaian pelatihan disiplin, termasuk:

  • Penyampaian sandi
  • Latihan fokus
  • Kebugaran fisik (lari 12 menit)

Menurut perwakilan dari TNI, program ini ditujukan bagi anak-anak yang sudah sulit dikendalikan oleh orang tua mereka. Masyarakat dapat melaporkan kasus kenakalan remaja kepada Dinas Pendidikan, yang kemudian akan menjemput anak tersebut dan membawanya ke sekolah militer.

Program pembinaan disiplin ala militer ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para siswa yang terlibat, membantu mereka mengubah perilaku dan meraih masa depan yang lebih baik. Fakta kekerasan yang terungkap dari kasus tawuran ini menjadi pengingat akan pentingnya upaya pencegahan dan penanganan kenakalan remaja yang komprehensif.