Buruh Garmen Keluhkan Kekerasan Verbal di Tempat Kerja: Diskriminasi Usia dan Makian di Depan Umum
Buruh Garmen Mengeluhkan Perlakuan Tidak Menyenangkan di Lingkungan Kerja
Di tengah hiruk pikuk aksi demonstrasi yang digelar di depan gedung DPR/MPR RI, seorang buruh wanita bernama Tiur menyuarakan keluh kesahnya mengenai perlakuan yang ia terima di tempat kerjanya, sebuah pabrik garmen. Tiur, yang telah berusia 63 tahun, mengungkapkan bahwa dirinya kerap menjadi sasaran kekerasan verbal oleh atasannya.
"Bukan kekerasan fisik, tapi lebih ke kekerasan verbal," ujarnya saat diwawancarai di sela-sela aksi demonstrasi. Tiur menjelaskan bahwa diskriminasi usia menjadi salah satu permasalahan utama yang ia hadapi. Atasannya seringkali meremehkan kemampuan karyawan yang sudah lanjut usia, dengan ucapan-ucapan yang merendahkan.
"Sering dibilang 'kalian ini sudah tua, tidak becus,' padahal belum tentu yang tua tidak bisa mencapai target," keluhnya. Tiur merasa bahwa usia seharusnya tidak menjadi alasan untuk meragukan kinerja seseorang.
Tidak hanya itu, Tiur juga mengungkapkan bahwa atasannya seringkali memarahi karyawan yang melakukan kesalahan di depan umum. Makian dan teriakan menjadi pemandangan sehari-hari di pabrik tersebut, menciptakan suasana kerja yang tidak nyaman dan menekan.
"Teriak, satu pabrik harus mendengar. Pagi-pagi sudah teriak, bagaimana kita bisa bekerja dengan nyaman?" ungkapnya dengan nada kesal. Tiur mengaku sakit hati dan tertekan dengan perlakuan yang ia terima.
Merasa tidak berdaya untuk melawan, Tiur hanya bisa mengadukan masalah ini ke serikat buruh. Ia berharap serikat buruh dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi.
"Sakit hati sudah pasti. Kami mengadu ke serikat, dan serikat yang berusaha menyelesaikan," ujarnya.
Tiur berharap pemerintah dapat mengambil peran yang lebih aktif dalam melindungi hak-hak buruh. Ia meminta agar perusahaan-perusahaan dapat memperlakukan karyawan dengan lebih baik, tanpa melakukan kekerasan verbal atau diskriminasi.
"Mungkin mereka mendapat tekanan, tapi bukan berarti harus kasar kepada kami. Sampaikan dengan baik-baik, jangan menyinggung perasaan kami," pintanya.
Kisah Tiur ini menjadi gambaran betapa pentingnya perlindungan terhadap hak-hak buruh, terutama dari kekerasan verbal dan diskriminasi di tempat kerja. Diharapkan, pemerintah dan perusahaan dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan adil bagi seluruh pekerja.