Memahami Makna dan Keutamaan Haji Akbar: Pelaksanaan Ibadah Haji yang Istimewa

Memahami Makna dan Keutamaan Haji Akbar: Pelaksanaan Ibadah Haji yang Istimewa

Ibadah haji, rukun Islam kelima, merupakan perjalanan spiritual yang diidamkan setiap Muslim. Di antara berbagai pelaksanaan ibadah haji, terdapat istilah "Haji Akbar" yang memiliki makna dan keutamaan tersendiri. Kapan sebuah ibadah haji dapat dikategorikan sebagai Haji Akbar, dan apa keistimewaan yang terkandung di dalamnya?

Secara historis, istilah Haji Akbar telah dikenal sejak lama. Dalam kitab Historiografi Haji Indonesia, M. Saleh Putuhena menjelaskan bahwa Haji Akbar merujuk pada pelaksanaan ibadah haji di mana hari wukuf, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan hari Jumat. Keyakinan yang berkembang adalah bahwa haji yang dilaksanakan pada momen tersebut memiliki keutamaan lebih dibandingkan haji pada hari-hari biasa.

Al-Qur'an pun menyinggung tentang "hari haji akbar" dalam surah At-Taubah ayat 3, yang menekankan tentang permakluman Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari tersebut. Ayat ini seringkali dikaitkan dengan keagungan dan keistimewaan ibadah haji yang dilaksanakan pada waktu tertentu.

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai penentuan "hari haji akbar". Beberapa ulama berpendapat bahwa yang dimaksud adalah hari wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah), seperti yang diutarakan oleh Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i. Sementara itu, Imam Malik, ath-Thabari, dan Imam Bukhari berpandangan bahwa hari haji akbar adalah hari penyembelihan kurban di Mina (10 Dzulhijjah) atau Hari Raya Idul Adha. Kedua pendapat ini sama-sama mengaitkan "hari haji akbar" dengan aktivitas utama dalam ibadah haji, yaitu wukuf dan penyembelihan kurban.

Pendapat Ulama tentang Haji Akbar:

  • Pendapat Pertama: Hari Wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah) (Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i)
  • Pendapat Kedua: Hari Penyembelihan Kurban di Mina (10 Dzulhijjah/Idul Adha) (Imam Malik, ath-Thabari, dan Imam Bukhari)

Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai definisi yang tepat, esensi dari Haji Akbar terletak pada keberkahan dan keutamaan yang dilimpahkan Allah SWT kepada para jemaah haji. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa setiap ibadah haji yang di dalamnya terdapat wukuf dan penyembelihan kurban dapat disebut sebagai Haji Akbar.

Baru-baru ini, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa tahun 2025 berpotensi menjadi tahun Haji Akbar, dengan puncak haji diperkirakan jatuh pada tanggal 6 Juni 2025. Beliau mengutip hadis Nabi yang menyatakan bahwa Haji Akbar memiliki keutamaan 70 kali lipat dibandingkan haji biasa. Pernyataan ini tentu saja disambut dengan antusias oleh umat Muslim yang berencana menunaikan ibadah haji.

Namun, penting untuk diingat bahwa esensi utama dari ibadah haji bukanlah semata-mata mencari "Haji Akbar". Lebih dari itu, ibadah haji adalah perjalanan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, membersihkan diri dari dosa, dan meningkatkan ketakwaan. Keberkahan dan keutamaan Haji Akbar hanyalah bonus tambahan bagi mereka yang melaksanakan ibadah haji dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.

Oleh karena itu, bagi para calon jemaah haji, persiapkanlah diri sebaik mungkin, baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Niatkan ibadah haji semata-mata karena Allah SWT, dan berusahalah untuk melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji dengan khusyuk dan tawadhu. Semoga Allah SWT menerima ibadah haji kita dan memberikan keberkahan yang berlimpah.