Apresiasi Paus Fransiskus untuk Warga Binaan: Koin Scholas Sebagai Simbol Kontribusi Sosial
Dalam sebuah acara yang menandai Hari Bakti Pemasyarakatan (HBP) ke-61, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan menerima penghargaan istimewa berupa Koin Scholas. Koin ini, yang sebelumnya telah diberkati oleh mendiang Paus Fransiskus, merupakan bentuk apresiasi atas kontribusi sosial yang signifikan dari warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Indonesia.
Penghargaan ini diserahkan oleh Second Chance Foundation (SCF), sebuah organisasi yang fokus pada pembinaan, pendidikan, dan reintegrasi sosial bagi para WBP. Founder SCF, Evy Amir Syamsudin, menyerahkan langsung koin tersebut kepada Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto. Momen ini menjadi puncak dari kolaborasi antara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, SCF, dan Scholas Occurrentes, sebuah organisasi global yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial.
Karya seni WBP Indonesia menjadi daya tarik utama yang dipersembahkan kepada Paus Fransiskus selama kunjungan beliau ke Indonesia pada bulan September 2024. Karya-karya ini mencerminkan pesan tentang keberagaman, perdamaian, dan kemanusiaan. Bentuknya pun beragam, antara lain:
- Miniatur Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang terbuat dari koran bekas.
- Stola batik bertema "Unity in Diversity".
- Sketsa dan lukisan.
- Struktur Polyhedra dari workshop seni komunitas.
Menteri Agus Andrianto menyatakan kebanggaannya atas karya para warga binaan yang telah diberikan kepada Paus Fransiskus. Ia menekankan bahwa penghargaan ini membuktikan potensi besar yang dimiliki oleh WBP untuk memberikan kontribusi positif, tidak hanya bagi diri mereka sendiri tetapi juga bagi masyarakat luas. Koin Scholas menjadi simbol pengakuan atas kreativitas seni yang mengusung pesan-pesan universal dan menegaskan pentingnya pemberdayaan serta reintegrasi sosial sebagai landasan pembangunan yang berkelanjutan.
Inisiatif ini memberikan kesempatan kepada WBP untuk berperan aktif dalam masyarakat, memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, dan mendorong inklusi sosial dalam sistem pemasyarakatan nasional. Setiap individu berhak mendapatkan kesempatan kedua, dan melalui ekspresi seni, refleksi diri, dan karya nyata, penebusan dapat terwujud.
Acara penyerahan penghargaan ini disaksikan secara daring oleh perwakilan dari berbagai Kantor Wilayah, Lapas, Rutan, Bapas, LPKA, dan Rubasan di seluruh Indonesia. Selain itu, hadir pula tamu undangan dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, termasuk kepala daerah, kejaksaan, TNI, dan kepolisian di berbagai wilayah, menunjukkan dukungan luas terhadap upaya pembinaan dan reintegrasi sosial bagi warga binaan.