Eskalasi Konflik Sudan: Istana Kepresidenan Kembali Jadi Target Serangan Paramiliter RSF

Khartoum, Sudan - Istana Kepresidenan Sudan di jantung ibu kota kembali menjadi sasaran serangan paramiliter Rapid Support Forces (RSF), menandai peningkatan kekerasan yang mengkhawatirkan di tengah konflik berkepanjangan. Tentara Sudan melaporkan bahwa insiden ini merupakan serangan kedua dalam sepekan yang ditujukan ke jantung pemerintahan.

Menurut laporan dari Agence France-Presse (AFP), Kamis (1 Mei 2025), RSF melancarkan serangan dengan menggunakan artileri jarak jauh dari posisi mereka di al-Salha, wilayah selatan kota kembar Khartoum, Omdurman. Belum ada informasi pasti mengenai jumlah korban jiwa akibat serangan ini.

Militer Sudan menyatakan bahwa sebelumnya, RSF juga menargetkan Markas Komando Umum tentara yang terletak di pusat Khartoum, menggunakan metode serangan yang sama, yaitu tembakan artileri jarak jauh. Serangan ini terjadi beberapa minggu setelah pasukan pemerintah berhasil memukul mundur RSF dari pusat kota, area yang sempat dikuasai oleh kelompok paramiliter tersebut di awal konflik.

Pada bulan Maret lalu, pasukan tentara melancarkan operasi militer besar-besaran yang berhasil merebut kembali Istana Kepresidenan, bandara, dan sejumlah lokasi strategis lainnya di ibu kota. Meskipun demikian, RSF masih menguasai kantong-kantong pertahanan terakhir mereka di wilayah selatan dan barat Omdurman.

Konflik di Sudan, yang dimulai pada April 2023, telah menyebabkan dampak kemanusiaan yang sangat besar. Puluhan ribu orang dilaporkan tewas, sementara lebih dari 13 juta orang terpaksa mengungsi. Situasi ini telah menciptakan krisis pengungsian dan kelaparan terbesar di dunia.

Konflik bersenjata ini secara efektif telah membagi negara menjadi dua wilayah kekuasaan. Tentara Sudan mengendalikan wilayah tengah, timur, dan utara, sementara RSF menguasai sebagian besar wilayah Darfur dan bagian selatan negara itu.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait situasi terkini di Sudan:

  • Serangan terhadap Istana Kepresidenan: RSF kembali menargetkan Istana Kepresidenan di Khartoum.
  • Penggunaan Artileri Jarak Jauh: RSF menggunakan artileri jarak jauh dalam serangan mereka.
  • Korban Jiwa: Belum ada laporan pasti mengenai jumlah korban jiwa.
  • Kontrol Wilayah: Konflik telah membagi Sudan menjadi dua wilayah kekuasaan, dengan tentara menguasai wilayah tengah, timur, dan utara, sementara RSF menguasai sebagian besar Darfur dan bagian selatan.
  • Krisis Kemanusiaan: Konflik telah menyebabkan krisis pengungsian dan kelaparan terbesar di dunia.

Situasi di Sudan tetap sangat tegang dan tidak stabil. Masa depan negara ini sangat bergantung pada kemampuan pihak-pihak yang berkonflik untuk mencapai kesepakatan damai dan mengakhiri kekerasan.