Diduga Keracunan Program Makan Bergizi Gratis, Belasan Pelajar di Tasikmalaya Dilarikan ke Puskesmas
Belasan Pelajar Tasikmalaya Dirawat Akibat Dugaan Keracunan Makanan di Sekolah
Rajapolah, Tasikmalaya - Sebanyak 19 pelajar di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, harus mendapatkan perawatan intensif di Puskesmas Rajapolah akibat diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan di sekolah mereka. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan pihak sekolah.
Menurut laporan dari Puskesmas Rajapolah, gelombang pasien pelajar mulai berdatangan sejak Kamis sore (1/5/2025). Para pelajar tersebut mengeluhkan gejala yang serupa, meliputi mual, muntah, pusing, dan diare yang terus-menerus. Kepala Puskesmas Rajapolah, Hani Hariri, menjelaskan bahwa pihaknya langsung memberikan penanganan medis berupa infus dan obat penetralisir racun untuk membantu memulihkan kondisi para pasien.
Salah satu orang tua korban, Riska (45), menuturkan bahwa anaknya mulai merasakan gejala keracunan pada Rabu malam (30/4/2025) setelah menyantap paket MBG yang terdiri dari nasi, daging, dan sayuran. Awalnya, Riska mencoba memberikan pengobatan tradisional berupa air kelapa muda, namun kondisi anaknya justru semakin memburuk. Kecurigaan Riska tertuju pada sayuran yang dimasak dalam paket MBG tersebut, yang menurutnya memiliki rasa yang berbeda dari biasanya.
"Anaknya mulai merasa mual, pusing, muntah, dan buang air besar terus menerus pada Rabu malam. Menu paket MBG ada daging, nasi, dan sayuran yang dimasak. Curiga anak saya saat makan sayuran yang dimasak itu rasanya agak beda," ungkap Riska.
Kepanikan juga dirasakan oleh orang tua lainnya, N, yang menceritakan bahwa anaknya mulai merasakan gejala pada tengah malam setelah mengonsumsi MBG di sekolah. Anaknya mengalami buang air besar yang tidak seperti biasanya.
"Anak saya habis makan bergizi gratis di sekolah sejak kemarin dan mulai terasanya pada jam 24.00 malam, anak saya tidak seperti biasanya buang air besar secara terus menerus," kata N.
Pesan Misterius dan Permohonan Maaf
Setelah kejadian ini, beberapa orang tua menerima pesan WhatsApp dari nomor yang tidak dikenal. Pesan tersebut berisi permohonan maaf atas kejadian keracunan yang menimpa anak-anak mereka. Pengirim pesan mengaku sebagai tim yang sedang mengevaluasi menu MBG yang diberikan pada hari Rabu.
Pesan tersebut berbunyi, "Terkait keluhan yang dialami beberapa anak, kami turut prihatin dan memohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Tim kami sedang mengevaluasi menu MBG yang diberikan kemarin."
Dalam pesan tersebut, pengirim juga meminta agar informasi ini tidak disebarluaskan ke media sosial terlebih dahulu. Mereka berjanji akan bertanggung jawab dan memberikan informasi lanjutan secepatnya.
"Kami mohon kerja samanya agar hal ini tidak diramaikan dulu, karena kami tengah menangani dan mengevaluasi kasus ini. Kami pastikan akan bertanggung jawab dan memberikan informasi lanjutan secepatnya," tambah N.
Kasus dugaan keracunan makanan ini menjadi perhatian serius bagi pihak terkait. Evaluasi terhadap program MBG dan pemeriksaan sampel makanan yang dikonsumsi para pelajar sedang dilakukan untuk mencari tahu penyebab pasti keracunan ini. Sementara itu, para pelajar yang dirawat di Puskesmas Rajapolah terus mendapatkan penanganan medis intensif hingga kondisi mereka membaik.
Berikut adalah beberapa point yang didapat dalam berita:
- 19 pelajar dirawat di Puskesmas Rajapolah akibat dugaan keracunan MBG.
- Gejala yang dialami meliputi mual, muntah, pusing, dan diare.
- Orang tua menduga sayuran dalam paket MBG menjadi penyebab keracunan.
- Pesan WhatsApp misterius meminta maaf dan meminta agar informasi tidak disebarluaskan.
- Pihak terkait sedang mengevaluasi program MBG dan memeriksa sampel makanan.