Kontroversi Serial 'Bidaah': Produser Akui Kesalahan Visualisasi Tokoh Walid Picu Reaksi Negatif
Serial drama asal Malaysia, 'Bidaah', menuai kontroversi sejak penayangan episode perdananya. Serial yang mengangkat tema sensitif mengenai ajaran sesat berkedok agama ini, khususnya pada penggambaran karakter Walid, memicu berbagai reaksi, termasuk dari kalangan ulama.
Erma Fatima, produser sekaligus penulis skenario serial 'Bidaah', mengakui adanya kesalahan dalam visualisasi karakter Walid. Dalam sebuah wawancara, Erma menjelaskan bahwa penampilan Walid, termasuk pakaian dan penutup kepala (imamah) yang dikenakannya, terlanjur diasosiasikan dengan tampilan ulama pada umumnya. Hal ini menimbulkan kesan yang kurang tepat dan memicu keberatan dari sejumlah pihak.
"Awalnya, saat episode pertama ditayangkan, langsung muncul reaksi. Kesalahan kami adalah pakaian dan penampilan Walid yang menyerupai ulama. Itu kesalahan kami, dan ulama tidak menyukainya," ungkap Erma. Ia menambahkan bahwa dirinya bahkan sempat dituduh menentang ulama akibat penggambaran tersebut.
Erma Fatima menegaskan bahwa dirinya tidak berniat menentang ulama. Ia memisahkan antara agama sebagai sebuah sistem nilai dengan manusia sebagai individu. Menurutnya, ulama seharusnya menjadi sosok yang mulia, suci, berilmu, dan berakhlak baik. Namun, ia juga menyadari bahwa ada oknum yang memanfaatkan kedok agama untuk kepentingan pribadi.
Lebih lanjut, Erma menjelaskan bahwa kesalahan dalam visualisasi Walid tidak dapat diperbaiki karena proses syuting telah selesai dan serial tersebut sudah tayang. Ia memilih untuk diam dan menghormati para ulama, meskipun terkadang merasa benar dalam pandangannya.
Terlepas dari kontroversi yang ada, Erma Fatima menekankan bahwa serial 'Bidaah' memiliki misi yang jelas, yaitu untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya ajaran sesat yang mengatasnamakan agama. Ia menegaskan bahwa tujuan pembuatan serial ini bukanlah untuk menjatuhkan agama Islam atau menentang ulama yang berilmu dan berakhlak mulia, melainkan untuk memberantas mereka yang menggunakan agama untuk kepentingan pribadi.
Serial 'Bidaah' menjadi perbincangan hangat di Malaysia. Kontroversi yang menyelimutinya memunculkan diskusi tentang representasi agama di media, batasan kebebasan berekspresi, dan pentingnya pemahaman agama yang benar. Sejumlah pihak mengkritik serial ini karena dianggap sensitif dan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Namun, ada pula yang memuji keberanian serial ini dalam mengangkat isu yang jarang dibahas secara terbuka.
Terlepas dari pro dan kontra yang ada, 'Bidaah' telah berhasil menarik perhatian publik dan memicu perdebatan yang konstruktif tentang agama dan masyarakat. Serial ini menjadi pengingat bahwa agama dapat disalahgunakan untuk kepentingan pribadi, dan penting bagi masyarakat untuk memiliki pemahaman agama yang mendalam dan kritis agar tidak mudah terpengaruh oleh ajaran sesat.