Penipuan Loker BUMN Terungkap: Wanita di Palembang Ditangkap Usai Tipu Belasan Korban
Aparat kepolisian berhasil membongkar kasus penipuan berkedok lowongan kerja (loker) di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang meresahkan warga Palembang, Sumatera Selatan. Seorang wanita bernama Wita Anggraini (27), yang diduga kuat sebagai pelaku utama, kini mendekam di balik jeruji besi setelah menerima belasan laporan dari para korban yang merasa tertipu.
"Kami telah mengamankan seorang oknum yang mengaku sebagai pegawai BUMN dan menawarkan lowongan pekerjaan palsu. Saat ini, tersangka telah kami tahan dan sedang menjalani proses hukum," tegas Kapolrestabes Palembang, Kombes Harryo Sugihhartono, dalam keterangan persnya, Kamis (1/5/2025).
Modus operandi yang digunakan Wita terbilang cukup meyakinkan. Ia menawarkan lowongan pekerjaan di salah satu BUMN yang berlokasi di Kecamatan Seberang Ulu II Palembang. Namun, tawaran tersebut tidak gratis. Wita meminta sejumlah uang sebagai imbalan dari setiap korban yang tertarik dengan tawaran loker tersebut.
"Hingga saat ini, kami telah menerima kurang lebih 11 laporan polisi yang melibatkan tersangka yang sama, yaitu Wita. Yang bersangkutan menawarkan lowongan pekerjaan sebagai pegawai BUMN di Palembang dengan meminta sejumlah uang dari setiap orang yang berminat," jelas Kombes Harryo.
Penangkapan Wita dilakukan di kediamannya yang terletak di Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, pada Selasa (29/4). Penangkapan ini bermula ketika sejumlah korban mendatangi rumah tersebut untuk menanyakan kejelasan mengenai lowongan pekerjaan yang dijanjikan. Mengetahui keberadaan Wita, para korban segera menghubungi tim penyidik kepolisian. Tanpa perlawanan, tersangka kemudian dibawa ke Mapolrestabes Palembang untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam penggeledahan, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti, termasuk surat pernyataan yang ditandatangani oleh Wita dan diberikan kepada korban saat transaksi pada Kamis (26/9/2024). Selain itu, polisi juga menemukan surat perjanjian yang berisi kesanggupan Wita untuk membayar hutang akibat penipuan yang dilakukannya pada Rabu (8/1/2025).
"Kami telah menyita lembar surat pernyataan dan surat perjanjian antara korban dan tersangka sebagai barang bukti. Kami juga menyita bukti transfer yang semuanya masuk ke rekening pribadi tersangka," ungkap Kombes Harryo.
Namun, hasil pengecekan menunjukkan bahwa saldo di rekening pribadi tersangka sudah kosong.
Kasus ini bermula ketika seorang wanita berinisial WA (27) dilaporkan atas kasus penipuan lowongan kerja (loker) di anak perusahaan BUMN. Sebelumnya, 7 orang lain juga telah melapor ke pihak kepolisian.
Korban lain berinisial AHP (25) mengaku mewakili 6 korban lainnya yang mengalami kerugian hingga Rp 35 juta.
"Kami datang ke sini untuk melaporkan penipuan tawaran loker fiktif di salah satu anak perusahaan BUMN. Kami perwakilan dari 7 orang, dan informasinya ada sekitar 43 orang yang menjadi korban," ungkapnya pada Jumat (21/2/2025).
AHP menjelaskan bahwa informasi mengenai lowongan pekerjaan tersebut ia terima dari sebuah grup WhatsApp. Ia kemudian menghubungi orang yang menyebarkan informasi tersebut pada Kamis (26/9/2024) dan diarahkan untuk menghubungi terlapor secara langsung.
Korban kemudian menghubungi WA (27) untuk bertanya lebih lanjut. Saat itu, terlapor meminta uang sebesar Rp 5 juta sebagai uang administrasi. Korban juga diminta untuk mengajak teman-temannya karena ada 43 posisi yang harus diisi dengan alasan untuk menggantikan karyawan yang pensiun.
"Lalu kami pergi ke rumahnya di Tanjung Barangan (Kecamatan IB I Palembang) pada hari itu juga. Di sana kami membuat surat perjanjian, sebagai jaga-jaga jika dia menipu agar bisa kami tuntut," jelasnya.
AHP kemudian mentransfer 'uang administrasi' sesuai yang diminta WA keesokan harinya (27/9/2024). Namun, WA selalu memberikan berbagai alasan dengan dalih sedang mengikuti OJT (On the Job Training).
"Kami datangi rumahnya lagi, ternyata dia cuma mengontrak di sana. Kami berharap dia bisa segera diamankan dan mengembalikan uang kami. Karena sudah banyak korbannya," harapnya.