BRIN Hasilkan Varietas Kentang Unggul Tahan Penyakit Layu Bakteri
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengembangkan varietas kentang unggul yang memiliki ketahanan terhadap penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Penyakit ini menjadi ancaman serius bagi petani kentang di Indonesia karena dapat menyebabkan gagal panen dan kerugian ekonomi yang signifikan.
Ika Roostika, Peneliti Ahli Utama dari Pusat Riset Hortikultura BRIN, menjelaskan bahwa pengembangan varietas kentang tahan penyakit ini dilakukan melalui teknologi mutagenesis in vitro. Teknologi ini memungkinkan para peneliti untuk menghasilkan mutasi genetik pada tanaman kentang secara terkontrol, sehingga menghasilkan varietas baru dengan sifat-sifat yang diinginkan, termasuk ketahanan terhadap penyakit.
"Varietas kentang yang beredar saat ini umumnya rentan terhadap penyakit layu bakteri. Sumber gen ketahanan biasanya ditemukan pada tanaman liar yang memiliki perbedaan karakter genetik," ujar Ika.
Dalam proses pengembangan varietas kentang tahan penyakit ini, tim peneliti BRIN menggunakan beberapa varietas kentang populer seperti Granola, Repita, dan Vega sebagai bahan dasar. Melalui teknik iradiasi sinar gamma, mereka melakukan mutasi buatan pada bibit kentang tersebut. Bibit-bibit hasil seleksi kemudian diperbanyak secara in vitro hingga menghasilkan beberapa varietas baru, seperti Granitas, Grantika, Chipita, dan Bio Agriva. Varietas-varietas baru ini telah terdaftar secara resmi dalam Tanda Daftar Varietas.
Keunggulan varietas kentang hasil pengembangan BRIN ini tidak hanya terletak pada ketahanannya terhadap penyakit layu bakteri, tetapi juga pada potensi pengurangan penggunaan pestisida sintetis. Hal ini tentu akan berdampak positif bagi kesehatan konsumen dan lingkungan.
Metode mutagenesis in vitro dinilai lebih efisien dibandingkan dengan metode pemuliaan konvensional. Metode ini tidak memerlukan prosedur rekayasa genetika yang kompleks. Sebelum dipasarkan, varietas kentang baru ini juga telah melalui serangkaian pengujian di lapangan, termasuk uji daya hasil dan uji BUSS (baru, unik, seragam, stabil).
Pengembangan varietas kentang tahan penyakit ini merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor kentang. Meskipun masih ada beberapa tantangan teknis yang perlu diatasi, inovasi ini menunjukkan potensi besar dalam memajukan sektor pertanian kentang di Indonesia.
Dengan adanya varietas kentang tahan penyakit ini, diharapkan para petani kentang dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka. Selain itu, konsumen juga akan mendapatkan akses terhadap kentang yang lebih aman dan berkualitas.