Penguatan Kompetensi Guru: Kemendikdasmen Kirim Utusan Belajar 'Deep Learning' ke Australia
Kemendikdasmen Intensifkan Implementasi 'Deep Learning' Melalui Pelatihan Guru di Australia
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus mematangkan rencana implementasi pendekatan pembelajaran deep learning di sekolah-sekolah di Indonesia. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kemendikdasmen telah menyiapkan program pelatihan intensif bagi guru-guru terpilih di Australia, negara yang dinilai telah berhasil menerapkan konsep ini dalam sistem pendidikannya.
Deep learning, sebuah pendekatan yang menekankan pemahaman konsep secara mendalam dan aplikatif, bukan sekadar hafalan materi, menjadi fokus utama Kemendikdasmen dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, menegaskan bahwa deep learning bukanlah kurikulum baru, melainkan sebuah strategi untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Dengan deep learning, siswa diharapkan mampu menguasai materi pelajaran secara komprehensif dan mengaplikasikannya dalam berbagai konteks.
Perjalanan Konsep Deep Learning di Indonesia
Konsep deep learning pertama kali mencuat ke publik melalui diskusi antara Menteri Mu'ti dan Ketua Umum Matematika Nusantara, Moch Fatkoer Rohman. Dalam percakapan tersebut, Menteri Mu'ti menyoroti perlunya penyederhanaan materi pelajaran agar siswa dapat belajar lebih mendalam. Pendekatan ini kemudian dikenal dengan istilah deep learning, yang menekankan pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful.
Meski sempat disalahpahami sebagai kurikulum baru, Menteri Mu'ti meluruskan bahwa deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran. Beliau menjelaskan bahwa konsep ini sebenarnya telah lama dikenal dan diterapkan di negara-negara Skandinavia dan Eropa sejak tahun 1970-an.
Persiapan Implementasi Deep Learning
Kemendikdasmen telah melakukan serangkaian kajian mendalam dengan melibatkan pakar pendidikan, praktisi guru, dan pemerhati pendidikan untuk menyempurnakan konsep deep learning. Hasil kajian ini dituangkan dalam sebuah naskah akademik dan capaian pembelajaran yang telah diuji publik.
Implementasi deep learning direncanakan dimulai pada tahun pelajaran 2025/2026, dengan fokus pada sekolah-sekolah model yang sebelumnya telah mengikuti program Sekolah Penggerak. Guru-guru di sekolah-sekolah ini akan dilatih secara khusus untuk menerapkan deep learning dalam proses pembelajaran.
Pelatihan Guru di Australia: Investasi dalam Kualitas Pendidikan
Sebagai langkah konkret dalam mempersiapkan implementasi deep learning, Kemendikdasmen mengirimkan 30 guru terpilih ke Australia untuk mengikuti pelatihan intensif. Para guru ini akan belajar langsung dari praktisi pendidikan di sekolah-sekolah Australia yang telah sukses menerapkan deep learning.
Pemilihan Australia sebagai negara tujuan pelatihan didasarkan pada kemitraan yang telah terjalin antara Kemendikdasmen dan para ahli dari Australia dalam penyusunan naskah akademik deep learning. Selain itu, Australia juga dikenal memiliki sistem pendidikan yang inovatif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Pelatihan di Australia akan berlangsung selama satu minggu untuk setiap kelompok yang terdiri dari 15 guru. Mereka akan melakukan observasi langsung ke sekolah-sekolah untuk melihat bagaimana deep learning diterapkan dalam praktik. Setelah kembali ke Indonesia, para guru ini akan menjadi pelatih nasional yang akan melatih guru-guru lain di tingkat provinsi dan daerah.
Dengan investasi dalam pelatihan guru ini, Kemendikdasmen berharap dapat mempercepat dan memperluas implementasi deep learning di seluruh Indonesia. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan.
Rencana Tindak Lanjut
Setelah pelatihan di Australia, para pelatih nasional akan menyelenggarakan pelatihan serupa di tingkat provinsi, yang kemudian akan diteruskan ke tingkat daerah melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Diharapkan melalui pelatihan berjenjang ini, seluruh guru di Indonesia akan memiliki pemahaman yang baik tentang deep learning dan mampu menerapkannya dalam proses pembelajaran.
Batch pertama guru dijadwalkan berangkat ke Australia pada 25 Mei 2025. Selama di Australia, mereka akan fokus pada observasi praktik deep learning di sekolah-sekolah, tanpa mendapatkan materi teori tambahan. Fokus utama adalah melihat bagaimana deep learning diimplementasikan dalam situasi nyata dan bagaimana dampaknya terhadap siswa.