Nagari Koto Tinggi Bentuk Tim Patroli: Harmoni Manusia dan Harimau Sumatera Terjaga
Di lereng Gunung Omeh, sebuah inisiatif kolaboratif tengah dijalankan untuk memastikan keberlangsungan hidup harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) sekaligus meminimalisir konflik dengan manusia. Nagari Koto Tinggi, Sumatera Barat, menjadi pusat dari upaya pelestarian ini dengan pembentukan Patroli Anak Nagari (Pagari). Tim ini bukan terdiri dari personel bersenjata, melainkan warga lokal yang memiliki dedikasi tinggi untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan merespon potensi konflik dengan satwa liar.
Pagari beranggotakan sepuluh warga nagari yang dipilih langsung oleh wali nagari, mencerminkan representasi dari setiap jorong atau dusun di wilayah tersebut. Para anggota Pagari ini telah menjalani pelatihan intensif selama tiga hari, meliputi aspek konservasi harimau sumatera, interpretasi lingkungan hutan, identifikasi jejak satwa, pemasangan kamera pengintai, serta strategi penanganan konflik dengan satwa liar. Program pelatihan ini memadukan sesi teori di kelas dan praktik lapangan, yang memungkinkan anggota Pagari untuk mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh secara langsung di habitat harimau sumatera.
Tujuan utama dari pembentukan Pagari bukanlah untuk mengisolasi harimau dari lingkungan manusia, tetapi untuk memfasilitasi hidup berdampingan secara harmonis. Upaya ini didasari oleh kesadaran bahwa konflik yang tidak terkendali dapat menimbulkan kerugian signifikan bagi populasi harimau sumatera dan masyarakat sekitar. Pembentukan Pagari di Koto Tinggi merupakan inisiatif kedelapan yang dilakukan di Sumatera Barat, setelah sebelumnya tim serupa dibentuk di Agam, Solok, dan Pasaman. Daerah-daerah ini merupakan wilayah strategis di mana interaksi antara manusia dan satwa liar semakin meningkat.
Peran Pagari sangat penting sebagai garda terdepan dalam mendeteksi dini potensi konflik dan memberikan respons cepat terhadap situasi darurat. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, anggota Pagari diharapkan mampu menjadi mata dan telinga di lapangan, memberikan informasi akurat dan relevan kepada pihak terkait. Wali Nagari Koto Tinggi, Insanul Rijal, menyambut baik inisiatif ini, dan menyadari pentingnya pemahaman akan kehidupan di perbatasan hutan. Kehadiran Pagari diharapkan dapat memberikan respon cepat terhadap informasi terjadinya konflik.
Inisiatif pembentukan Pagari ini didukung penuh oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat dan Yayasan SINTAS Indonesia. Keduanya berkomitmen untuk memberikan dukungan teknis dan sumber daya yang diperlukan guna memastikan keberhasilan program ini. Dengan sinergi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal, diharapkan upaya pelestarian harimau sumatera dan pencegahan konflik dengan manusia dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.