Teguran Presiden: Trump Pertanyakan Rencana Amazon Ungkap Biaya Impor kepada Bezos

Kegelisahan di Gedung Putih: Trump Geram Mendengar Potensi Kebijakan Amazon

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan menunjukkan kekesalannya terhadap Amazon setelah muncul laporan mengenai rencana perusahaan e-commerce raksasa itu untuk menampilkan rincian biaya impor kepada konsumen. Kabar ini memicu reaksi keras dari sang presiden, yang langsung menghubungi CEO Amazon, Jeff Bezos, untuk menyampaikan keberatannya.

Kabar yang pertama kali diungkap oleh Punchbowl News menyebutkan bahwa Amazon berencana untuk mencantumkan biaya tarif impor secara rinci di samping harga produk, sebuah langkah yang dinilai kontroversial di tengah kebijakan tarif baru yang digencarkan oleh pemerintahan Trump. Seorang pejabat senior Gedung Putih, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa informasi ini langsung disampaikan kepada presiden, yang kemudian bereaksi dengan kemarahan.

"Tentu saja dia marah," ujar pejabat tersebut, mengutip kekhawatiran Trump mengenai dampak kebijakan tersebut terhadap konsumen. "Mengapa perusahaan bernilai miliaran dolar AS harus membebankan biaya kepada konsumen?"

Trump kemudian mengambil tindakan cepat dengan menghubungi Jeff Bezos untuk membahas laporan tersebut secara langsung. Isi percakapan tersebut tidak diungkapkan secara rinci, namun pejabat Gedung Putih menegaskan bahwa Trump menyampaikan kekecewaannya atas potensi implementasi kebijakan tersebut.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menambahkan bahwa rencana Amazon tersebut dianggap sebagai "langkah politis yang bermusuhan dengan pemerintah". Leavitt juga menyinggung laporan lama yang menuduh Amazon memiliki keterkaitan dengan pemerintah China, sebuah isu yang semakin memperkeruh suasana.

Klarifikasi Amazon dan Reaksi Pasar

Menanggapi laporan yang beredar, Amazon segera mengeluarkan klarifikasi. Perusahaan membantah bahwa mereka secara resmi akan mencantumkan biaya tarif impor di situs web mereka. Juru bicara Amazon menjelaskan bahwa tim kecil yang mengelola toko bernama Amazon Haul sempat mendiskusikan ide tersebut, namun tidak pernah mendapatkan persetujuan akhir dan tidak akan diimplementasikan.

"Tim yang menangani toko Amazon Haul dengan produk berbiaya rendah memang sempat mempertimbangkan ide untuk mencantumkan tarif impor pada produk tertentu. Namun, hal ini tidak pernah disetujui dan tidak akan dijalankan," kata juru bicara Amazon.

Laporan dari Punchbowl News sempat memicu penurunan saham Amazon sekitar dua persen pada sesi perdagangan pagi. Namun, setelah klarifikasi dari perusahaan, saham Amazon kembali pulih dan mencatatkan kenaikan tipis pada perdagangan sore harinya.

Dukungan dan Kontroversi di Kalangan Politisi

Di tengah kontroversi ini, sejumlah politisi di Amerika Serikat justru memberikan dukungan terhadap gagasan transparansi tarif impor. Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, menyerukan agar para pengecer besar menunjukkan biaya sebenarnya dari kebijakan tarif baru Trump kepada konsumen.

"Kepada para pelaku bisnis besar yang menjual barang kepada konsumen, saya katakan: tunjukkan kepada para pelanggan seberapa besar tarif merugikan kantong mereka," ujar Schumer.

Dukungan juga datang dari anggota DPR AS dari Partai Republik, Marjorie Taylor Greene, yang menyayangkan batalnya rencana tersebut. Melalui media sosial, Greene menyatakan antusiasmenya terhadap potensi pelacakan tarif Amazon untuk menghindari pembelian produk dari China.

Kebijakan Tarif Baru Trump dan Dampaknya

Kebijakan tarif baru Trump, yang menghapus celah perdagangan "de minimis", dijadwalkan mulai berlaku pada 2 Mei 2025. Kebijakan ini bertujuan untuk menekan arus masuk barang murah dari luar negeri, terutama dari China dan Hongkong. Dengan penutupan celah tersebut, seluruh barang, khususnya dari China dan Hongkong, akan dikenakan tarif impor.

Kebijakan ini berdampak pada penjual pihak ketiga yang menggunakan platform Amazon. Sejumlah pedagang pihak ketiga yang sebelumnya menjual produk asal China memutuskan untuk tidak ikut serta dalam gelaran belanja Prime Day Amazon yang akan datang pada Juli mendatang. Mereka memilih untuk menghentikan penjualan atau mengurangi stok barang diskon karena adanya beban tarif baru tersebut.

  • Presiden Donald Trump marah atas laporan potensi kebijakan Amazon.
  • Amazon membantah akan mencantumkan biaya tarif impor secara resmi.
  • Politisi AS terpecah dalam dukungan terhadap transparansi tarif.
  • Kebijakan tarif baru Trump berdampak pada penjual pihak ketiga di Amazon.