IHSG Rebound Pasca Libur Hari Buruh, Rupiah Beringsut Naik di Tengah Sentimen Global
markdown Setelah libur memperingati Hari Buruh Internasional, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan sinyal positif dengan dibuka di zona hijau pada perdagangan Jumat (2/5/2025) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bersamaan dengan itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS juga mengalami penguatan di pasar spot.
Pada pukul 09.02 WIB, IHSG tercatat berada di posisi 6.803,81, mengalami kenaikan sebesar 37,01 poin atau 0,55 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di level 6.766,79. Data perdagangan mencatat 239 saham bergerak naik, sementara 145 saham mengalami penurunan. Sebanyak 220 saham lainnya terpantau stagnan. Total nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,07 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 1,12 miliar saham.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, mengungkapkan bahwa perlambatan Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) pada kuartal I-2025 menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pasar. PDB AS tercatat turun menjadi 0,3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 2,4 persen. Kontraksi ekonomi AS ini disebabkan oleh lonjakan impor, di mana banyak perusahaan melakukan pembelian sebelum pemberlakuan tarif impor yang baru. Kondisi ini berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi AS di semester pertama tahun 2025.
"Secara teknikal, kami melihat IHSG berpotensi mengalami penguatan terbatas dengan level support dan resistance di rentang 6.740–6.835," ujar Maximilianus.
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, memprediksi bahwa IHSG berpotensi menembus level resistensi terdekat di 6.818 jika mampu bertahan di atas level 6.708. Namun, jika IHSG turun di bawah 6.708, ada potensi koreksi menuju area 6.600-6.650.
"Level support IHSG berada di 6.708, 6.640, 6.585, dan 6.486, sedangkan level resistensinya berada di 6.818, 6.908, dan 7.041. Indikator MACD menunjukkan momentum bullish," jelas Ivan.
Pergerakan bursa saham di kawasan Asia juga menunjukkan variasi. Strait Times tercatat naik 0,22 persen (8,45 poin) di level 3.840,96, sementara Shanghai Composite stagnan di level 3.279,03. Nikkei 225 mengalami kenaikan sebesar 0,54 persen (196,89 poin) ke level 36.649,19, dan Hang Seng naik 0,86 persen (190,40 poin) ke level 22.309,81.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS di pasar spot menunjukkan penguatan. Data Bloomberg mencatat, pada pukul 09.16 WIB, Rupiah berada pada level Rp 16.566,5 per Dolar AS, menguat 10 poin atau 0,06 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.576,5 per Dolar AS.
Ariston Tjendra, Pengamat Pasar Uang sekaligus Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, menilai bahwa sentimen pasar keuangan pagi ini membaik, tercermin dari pergerakan positif indeks saham regional. Selain itu, sinyal dari pemerintah China terkait negosiasi tarif dengan AS memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan.
"Rupiah berpeluang menguat lagi terhadap Dolar AS dengan potensi penguatan ke area 16.550, dengan potensi resistensi di kisaran 16.630," kata Ariston.
Namun, Ariston juga mengingatkan bahwa proyeksi pelambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia, serta kontraksi indeks manufaktur Indonesia di bulan April 2025 menurut S&P, dapat memberikan sentimen negatif terhadap Rupiah. "Jadi, tekanan terhadap Rupiah belum hilang," pungkasnya.