Antisipasi Gelombang Panas, Jemaah Haji Indonesia Diminta Waspadai Perubahan Cuaca di Madinah

Gelombang pertama jemaah haji Indonesia telah memulai perjalanan mereka menuju tanah suci, Arab Saudi. Mengingat kondisi cuaca ekstrem yang sering terjadi di wilayah tersebut, terutama di kota Madinah yang menjadi tujuan awal kedatangan, para jemaah perlu mempersiapkan diri dengan baik.

Berdasarkan data dari National Center for Meteorology (NCM) Arab Saudi, Madinah diperkirakan akan mengalami cuaca cerah dengan suhu yang cukup tinggi selama sepekan mendatang. Pada siang hari, suhu dapat mencapai puncaknya hingga 41 derajat Celcius, sementara pada malam hari suhu akan turun hingga sekitar 20 derajat Celcius. Variasi suhu yang signifikan ini menuntut perhatian khusus dari para jemaah haji untuk menjaga kondisi fisik mereka.

Berikut adalah perkiraan cuaca di Madinah untuk tujuh hari ke depan:

  • Jumat, 2 Mei 2025: Siang: 41°C, Malam: 20°C
  • Sabtu, 3 Mei 2025: Siang: 38°C, Malam: 19°C
  • Minggu, 4 Mei 2025: Siang: 35°C, Malam: 15°C
  • Senin, 5 Mei 2025: Siang: 33°C, Malam: 15°C
  • Selasa, 6 Mei 2025: Siang: 36°C, Malam: 16°C
  • Rabu, 7 Mei 2025: Siang: 39°C, Malam: 20°C
  • Kamis, 8 Mei 2025: Siang: 40°C, Malam: 26°C

Mengingat kondisi cuaca panas ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengeluarkan sejumlah imbauan dan tips kesehatan bagi para jemaah haji. Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo, menekankan pentingnya menjaga hidrasi tubuh dengan mengonsumsi air putih minimal 2 liter setiap hari. Selain itu, konsumsi oralit juga disarankan setidaknya sekali sehari, terutama setelah melaksanakan umrah wajib, guna menjaga keseimbangan cairan tubuh.

Salah satu tantangan yang sering dihadapi jemaah haji adalah minimnya konsumsi air putih akibat jarak toilet yang relatif jauh di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Untuk mengatasi hal ini, Liliek menyarankan agar jemaah minum air putih secara bertahap, seteguk setiap 10-15 menit, daripada langsung mengonsumsi dalam jumlah banyak.

Kemenkes juga telah menyiapkan tas kecil berisi perlengkapan penting seperti masker, obat-obatan, dan penyemprot air kecil untuk setiap jemaah haji. Jemaah juga diimbau untuk membawa perlengkapan pribadi seperti payung, topi, sandal, serta tas atau kantung untuk menyimpan sandal agar tidak hilang.

Kehilangan sandal merupakan masalah umum yang sering dialami jemaah haji Indonesia. Akibatnya, banyak jemaah terpaksa berjalan tanpa alas kaki saat kembali ke penginapan, yang dapat menyebabkan telapak kaki melepuh atau terluka akibat panasnya permukaan jalan. Dengan membawa tas atau kantung sandal, risiko kehilangan sandal dapat diminimalkan, sehingga jemaah dapat terhindar dari masalah kesehatan yang tidak diinginkan.

Dengan persiapan yang matang dan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca, diharapkan para jemaah haji Indonesia dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan sehat.