Pemprov Bengkulu Gandeng Tokoh Agama dan TNI dalam Pembinaan Siswa Bermasalah

Pemerintah Provinsi Bengkulu tengah menyiapkan program pembinaan khusus bagi siswa yang bermasalah. Program ini dirancang dengan pendekatan yang unik, menggabungkan unsur keagamaan dan kedisiplinan. Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menjelaskan bahwa program ini berbeda dengan pendekatan serupa yang diterapkan di daerah lain, seperti yang dilakukan oleh Dedi Mulyadi di Jawa Barat.

Fokus utama program di Bengkulu adalah pembinaan karakter yang berlandaskan nilai-nilai agama. Siswa yang teridentifikasi bermasalah akan dibina di rumah ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing. Hal ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang kuat. Selain pembinaan agama, siswa juga akan mendapatkan materi tentang hukum dan kepemimpinan. Materi ini akan disampaikan oleh berbagai pihak, termasuk anggota TNI, Polri, dan Kejaksaan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran hukum dan tanggung jawab siswa.

TNI akan berperan dalam memberikan pelatihan kedisiplinan, seperti baris-berbaris dan materi lain yang bertujuan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepatuhan. Tokoh-tokoh agama juga akan dilibatkan untuk memberikan motivasi dan penguatan spiritual kepada para siswa. Helmi Hasan menekankan bahwa program ini bukan hal baru baginya. Saat menjabat sebagai Wali Kota Bengkulu, ia telah menerapkan metode serupa dan melihat hasil yang positif. Ia mencontohkan kasus seorang anak yang berubah sikap setelah mengikuti program pembinaan, menjadi lebih hormat kepada orang tua.

Kriteria siswa yang akan mengikuti program ini meliputi mereka yang terlibat dalam tawuran, perkelahian, melawan orang tua, melakukan tindak pidana, bolos sekolah, dan tindakan melawan hukum lainnya. Pemerintah Provinsi Bengkulu akan mengalokasikan anggaran untuk mendukung program ini, dengan dukungan dari pemerintah kabupaten dan kota yang siap melaksanakannya. Helmi Hasan optimis bahwa program ini akan segera dimulai dan memberikan dampak positif bagi generasi muda di Bengkulu.

Helmi menambahkan, program ini akan dilaksanakan selama tiga hari, anak-anak akan diberikan pembinaan oleh tokoh agama dan pemerintah. Dampak yang diharapkan dari program ini adalah memuliakan orang tua, berbakti kepada guru dan berguna bagi masyarakat. Program ini menggunakan konsep humanis dan religius.