Inggris Investasi Besar dalam Teknologi Penangkapan Karbon Laut: Proyek SeaCURE Digelontorkan Dana Ratusan Triliun Rupiah

Pemerintah Inggris mengucurkan dana hingga 26,7 miliar dolar AS atau sekitar 438 triliun rupiah untuk sebuah proyek ambisius bernama SeaCURE. Proyek ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi penangkapan karbon dioksida (CO2) langsung dari air laut, sebuah pendekatan yang relatif baru dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Inisiatif SeaCURE, yang dipimpin oleh para peneliti dari Universitas Exeter, berupaya membuktikan bahwa penangkapan karbon dari laut dapat menjadi solusi yang layak dan kompetitif dibandingkan dengan teknologi penangkapan karbon langsung dari udara (Direct Air Capture/DAC). Keunggulan laut sebagai penyerap karbon alami menjadi daya tarik utama. Laut diketahui menyerap sekitar 25 persen CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.

Mekanisme Kerja SeaCURE

Proses SeaCURE memanfaatkan fakta bahwa ketika CO2 larut dalam air, sebagian besar berubah menjadi bentuk karbon terlarut yang tidak mudah lepas kembali ke atmosfer. Ini memudahkan proses ekstraksi. Pabrik percontohan SeaCURE, yang dibangun di Weymouth Sea Life Centre, dirancang untuk memproses 3.000 liter air laut per menit dan menangkap sekitar 100 ton CO2 per tahun.

Berikut adalah tahapan utama dalam proses SeaCURE:

  • Ekstraksi CO2: Air laut diproses untuk mengekstrak CO2 terlarut.
  • Pemurnian: CO2 yang diekstrak dimurnikan menggunakan karbon aktif yang berasal dari sabut kelapa yang dibakar.
  • Penyimpanan: CO2 murni kemudian disimpan secara permanen di dalam tanah.
  • Pengembalian Air Laut: Air laut yang telah kehilangan kandungan karbonnya ditambahkan alkali untuk menyeimbangkan tingkat keasamannya sebelum dikembalikan ke laut. Proses ini memastikan laut tetap efektif dalam menyerap CO2 dari atmosfer.

Tantangan dan Pertimbangan

Meskipun menjanjikan, teknologi SeaCURE menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah memastikan efisiensi energi dan meminimalkan jejak karbon dari operasional pabrik. Penggunaan energi terbarukan menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini.

Selain itu, dampak terhadap ekosistem laut juga menjadi perhatian utama. Penelitian awal menunjukkan bahwa air laut dengan kandungan karbon rendah dapat mempengaruhi organisme laut seperti plankton dan kerang. Oleh karena itu, penempatan fasilitas SeaCURE harus mempertimbangkan sensitivitas habitat laut setempat.

Profesor Stuart Haszeldine dari University of Edinburgh menekankan pentingnya peningkatan skala dan durasi operasional SeaCURE untuk membuktikan kemampuannya dalam menangkap jutaan ton CO2 per tahun. Selain itu, ketersediaan infrastruktur penyimpanan CO2 permanen juga krusial untuk keberhasilan jangka panjang proyek ini.

Proyek SeaCURE merupakan langkah penting dalam eksplorasi solusi inovatif untuk mengatasi perubahan iklim. Dengan investasi yang signifikan dan penelitian yang berkelanjutan, teknologi penangkapan karbon laut berpotensi menjadi bagian integral dari strategi mitigasi global.