Laju Inflasi April 2025: Emas Perhiasan Pendorong Utama, Disusul Minyak Goreng
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi tahunan pada bulan April 2025 menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, meskipun mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Data yang dirilis menunjukkan adanya dinamika harga yang perlu dicermati.
Menurut Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, tingkat inflasi tahunan April 2025 tercatat sebesar 1,95 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan Maret 2025 yang berada di angka 1,03 persen. Namun demikian, jika dibandingkan dengan inflasi April 2024 yang mencapai 3 persen, terjadi penurunan.
"Pada April 2025 terjadi inflasi sebesar 1,95 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 106,40 pada April 2024 menjadi 108,47," ungkap Pudji dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta pada hari Jumat, 2 Mei 2025.
Komoditas Penyumbang Inflasi
Berdasarkan data BPS, terdapat lima komoditas utama yang memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi tahunan April 2025, yaitu:
- Emas Perhiasan: Komoditas ini memberikan andil inflasi terbesar, mencapai 0,52 persen.
- Kopi Bubuk: Termasuk dalam komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini.
- Minyak Goreng: Termasuk dalam komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini.
- Cabai Rawit: Termasuk dalam komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini.
Inflasi Berdasarkan Komponen
BPS juga mencatat inflasi tahunan berdasarkan komponen-komponen penyusunnya. Pada April 2025, seluruh komponen, termasuk inti, harga yang diatur pemerintah, dan harga bergejolak, mengalami inflasi. Namun, secara tahunan, inflasi terutama dipicu oleh komponen harga yang diatur pemerintah.
- Komponen Inti: Mengalami inflasi tahunan sebesar 2,50 persen dan memberikan andil inflasi terbesar, yaitu 1,59 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi untuk komponen inti ini antara lain emas perhiasan, kopi bubuk, minyak goreng, nasi dengan lauk, dan sewa rumah.
- Komponen Harga Diatur Pemerintah: Mengalami inflasi tahunan sebesar 1,25 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,25 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi harga diatur pemerintah adalah tarif air minum pump, sigaret kretek mesin (SKM), dan sigaret kretek tangan (SKT).
- Komponen Harga Bergejolak: Mengalami inflasi sebesar 0,64 persen dengan andil inflasi sebesar 0,11 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil adalah cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan kelapa.
Inflasi di Berbagai Provinsi
Secara geografis, seluruh provinsi di Indonesia mengalami inflasi secara tahunan. Inflasi tertinggi tercatat di Papua Pegunungan, yaitu sebesar 5,96 persen. Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Papua Barat, yaitu sebesar 0,15 persen.
Data ini memberikan gambaran mengenai dinamika inflasi di Indonesia pada bulan April 2025, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi di masa mendatang.