Pemprov DKI Alokasikan Dana untuk Bebaskan Ribuan Ijazah Siswa yang Tertahan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan warganya dengan mengalokasikan anggaran khusus untuk menebus ijazah ribuan siswa yang tertahan di sekolah. Inisiatif ini diharapkan dapat membuka jalan bagi para siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja dengan bekal dokumen resmi yang sah.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengumumkan bahwa sebanyak 6.652 siswa akan menjadi penerima manfaat dari program ini. Pembiayaan untuk program tersebut telah disiapkan secara matang dan siap untuk direalisasikan. Hal ini menunjukkan keseriusan Pemprov DKI dalam mengatasi masalah klasik yang sering dihadapi oleh keluarga kurang mampu.

Dalam acara simbolis penyerahan bantuan tebus ijazah tahap kedua, Pramono Anung menyerahkan bantuan kepada 371 siswa. Sebelumnya, pada tahap pertama, sebanyak 117 siswa juga telah menerima bantuan serupa. Total dana yang telah digelontorkan untuk program ini hingga saat ini mencapai Rp 1,69 miliar. Dana tersebut diharapkan dapat meringankan beban ekonomi keluarga siswa dan memastikan mereka memiliki akses penuh terhadap hak-hak pendidikan mereka.

Gubernur Pramono Anung menekankan bahwa program tebus ijazah ini sangat penting untuk memastikan tidak ada lagi warga Jakarta yang terhambat masa depannya hanya karena masalah ekonomi. Ia berharap, dengan adanya program ini, seluruh siswa dapat meraih cita-cita dan berkontribusi positif bagi pembangunan kota Jakarta.

Selain program tebus ijazah, Pemprov DKI juga berupaya meningkatkan akses pendidikan melalui berbagai cara lain. Salah satunya adalah dengan memperpanjang jam operasional perpustakaan-perpustakaan di Jakarta hingga malam hari, bahkan hingga pukul 23.00. Kebijakan ini merupakan bagian dari program 100 hari kerja Gubernur Pramono Anung untuk memberikan kesempatan belajar yang lebih luas kepada para pelajar.

"Perpustakaan akan kami buka sampai malam, mungkin jam 10 atau jam 11. Kita akan segera lakukan karena ini merupakan bagian untuk memberikan pendidikan dan juga kesempatan kepada anak-anak yang membutuhkan," ujarnya.

Langkah ini diambil sebagai respon terhadap kebutuhan para pelajar yang seringkali memiliki keterbatasan waktu dan tempat untuk belajar. Dengan membuka perpustakaan hingga larut malam, diharapkan para pelajar dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk mengerjakan tugas, membaca buku, atau belajar bersama.

Peningkatan akses ke fasilitas pendidikan seperti perpustakaan, taman, dan museum merupakan bagian dari komitmen Pemprov DKI untuk menghadirkan keadilan sosial di bidang pendidikan. Dengan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh warga Jakarta untuk mengakses pendidikan berkualitas, diharapkan dapat tercipta masyarakat yang lebih cerdas, berdaya saing, dan sejahtera.