Antisipasi Gelombang Panas di Tanah Suci, Kemenkes Gencarkan Sosialisasi Kesehatan Bagi Jemaah Haji Indonesia

Gelombang panas ekstrem yang melanda Arab Saudi menjadi perhatian serius bagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Mengingat jemaah haji Indonesia telah mulai berdatangan di Madinah pada Jumat, 2 Mei 2025, Kemenkes bergerak cepat dengan memberikan panduan kesehatan untuk meminimalisir dampak buruk cuaca panas tersebut.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo, mengungkapkan bahwa suhu udara di Madinah diperkirakan mencapai puncaknya, yaitu 41 derajat Celcius pada siang hingga sore hari. Sementara itu, pada malam hari, suhu akan turun drastis hingga sekitar 20 derajat Celcius. Perbedaan suhu yang signifikan ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan jika tidak diantisipasi dengan baik.

Salah satu imbauan utama dari Kemenkes adalah menjaga hidrasi tubuh. Jemaah haji dianjurkan untuk mengonsumsi air putih minimal dua liter setiap hari. Selain air putih, konsumsi oralit juga sangat disarankan, setidaknya sekali sehari, untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh. Oralit menjadi penting terutama setelah melaksanakan umrah wajib guna mengganti cairan tubuh yang hilang selama beribadah.

  • Pentingnya Hidrasi dan Konsumsi Oralit:
    • Minum air putih minimal 2 liter per hari.
    • Konsumsi oralit minimal sekali sehari, terutama setelah umrah wajib.

Liliek juga menyoroti kebiasaan sebagian jemaah yang kurang minum air putih karena khawatir dengan jarak toilet di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Untuk mengatasi hal ini, ia menyarankan agar jemaah minum air secara bertahap, seteguk demi seteguk setiap 10 hingga 15 menit, daripada langsung minum banyak sekaligus. Strategi ini diharapkan dapat menjaga hidrasi tubuh secara berkelanjutan tanpa perlu sering ke toilet.

Selain menjaga hidrasi dari dalam, Kemenkes juga menyiapkan perlengkapan pendukung untuk melindungi jemaah dari paparan panas langsung. Setiap jemaah akan mendapatkan tas kecil yang berisi masker, obat-obatan ringan, dan alat penyemprot air kecil. Masker berfungsi untuk melindungi saluran pernapasan dari debu dan udara panas, sementara semprotan air dapat digunakan untuk menyegarkan wajah dan tubuh.

Lebih lanjut, Kemenkes sangat menganjurkan jemaah untuk selalu membawa payung, topi, sandal, serta tas atau kantung untuk menyimpan sandal. Penggunaan sandal sangat penting untuk melindungi kaki dari panasnya aspal, terutama saat berjalan di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Liliek mengungkapkan bahwa banyak jemaah yang kehilangan sandal dan terpaksa berjalan tanpa alas kaki, yang dapat menyebabkan telapak kaki melepuh atau terluka.

  • Perlengkapan Wajib Dibawa:
    • Payung
    • Topi
    • Sandal
    • Tas/kantung sandal

Berdasarkan informasi dari National Center for Meteorology (NCM) Arab Saudi, cuaca di Madinah diperkirakan cerah. Pada tahun 2025, Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 221.000 orang, yang terdiri dari 203.320 jemaah reguler dan 17.680 jemaah haji khusus. Dengan jumlah jemaah yang besar, sosialisasi dan persiapan yang matang sangat diperlukan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan seluruh jemaah selama menjalankan ibadah haji.

Kemenkes terus berupaya memberikan edukasi dan dukungan kepada jemaah haji Indonesia agar dapat beribadah dengan lancar dan sehat di tengah cuaca ekstrem. Diharapkan dengan persiapan yang baik, jemaah haji dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji dengan khusyuk dan kembali ke tanah air dengan selamat.