Momentum Hardiknas di Jakarta: Ratusan Ijazah yang Tertahan Akhirnya Diserahkan

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025 di Balai Kota Jakarta menjadi saksi bisu kebahagiaan bagi ratusan siswa dan orang tua. Sebuah antrean panjang mengular, bukan untuk mengikuti seremoni biasa, melainkan untuk menerima lembaran berharga yang sempat tertahan: ijazah.

Sebanyak 371 ijazah akhirnya diserahkan kepada para siswa yang berhak, sebuah momen yang dipenuhi haru dan harapan. Alfarizi, salah seorang siswa penerima ijazah SMP, mengungkapkan bahwa ijazahnya sempat tertahan karena keterbatasan biaya. Suhardi, seorang orang tua siswa SMK Amaliyah, datang mewakili anaknya, Syahrul, dengan harapan ijazah tersebut dapat menjadi bekal untuk melamar pekerjaan.

Program pemutihan ijazah ini telah menjangkau total 488 siswa, dengan 117 siswa menerima ijazah pada tahap pertama dan 371 siswa pada tahap kedua. Pemerintah Provinsi Jakarta mengalokasikan dana sebesar Rp1,69 miliar untuk program ini. Meskipun demikian, Gubernur Jakarta, Pramono Anung, mengakui bahwa masih ada pekerjaan rumah besar, dengan 6.652 ijazah siswa lainnya masih tertahan di berbagai sekolah di Jakarta.

Gubernur Pramono Anung, dalam pidatonya saat menjadi inspektur upacara Hardiknas, menyampaikan harapannya agar tidak ada lagi warga Jakarta yang tertahan ijazahnya karena masalah biaya. Ia menekankan pentingnya pendidikan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan atau mencari pekerjaan yang lebih baik. Penyerahan ijazah secara simbolis dilakukan oleh Gubernur Pramono kepada para siswa, sebagai bagian dari program prioritas 100 hari kerjanya bersama Wakil Gubernur Rano Karno.

Lebih dari sekadar bantuan administratif, program ini merupakan perwujudan amanat konstitusi yang menjamin hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan tanpa diskriminasi. Gubernur Pramono juga menekankan bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan kepribadian bangsa.

Pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menjadikan pendidikan sebagai salah satu prioritas utama pembangunan nasional. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung transformasi pendidikan, termasuk program deep learning, pengenalan materi koding dan kecerdasan buatan (AI), serta tes kemampuan akademik (TKA).

Selain itu, ada program pendidikan karakter "Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat," yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai positif seperti hidup sehat, rajin belajar, beribadah, dan peduli sosial sejak usia dini.

Momentum Hardiknas ini menjadi simbol bahwa bukan hanya ijazah yang diberikan, tetapi juga martabat, semangat, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi para siswa yang sempat tertahan karena keterbatasan ekonomi. Program ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak siswa yang membutuhkan, sehingga pendidikan dapat menjadi hak yang benar-benar merata bagi seluruh warga Jakarta.

Berikut adalah program-program yang digulirkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah:

  • Deep Learning
  • Pengenalan Materi Koding dan Kecerdasan Buatan (AI)
  • Tes Kemampuan Akademik (TKA)
  • Program Pendidikan Karakter "Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat"