Perombakan Mal di Jakarta: Strategi Adaptasi dan Peningkatan Pengunjung
Perombakan Mal di Jakarta: Strategi Adaptasi dan Peningkatan Pengunjung
Industri ritel di Jakarta tengah mengalami transformasi signifikan, ditandai dengan maraknya renovasi dan penataan ulang berbagai pusat perbelanjaan. Fenomena ini bukan sekadar penyegaran estetika, melainkan strategi terukur untuk meningkatkan daya tarik dan mengoptimalkan tingkat hunian. Dari renovasi berskala kecil berupa penataan ulang (re-layout) hingga proyek besar yang menciptakan pengalaman berbelanja baru, para pengelola mal berlomba-lomba beradaptasi dengan perubahan tren konsumen dan persaingan pasar yang semakin ketat.
Syarifah Syaukat (Sari), Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, mengamati peningkatan aktivitas renovasi di sejumlah pusat perbelanjaan, baik di kawasan central business district (CBD) maupun di luar CBD. Dalam konferensi pers daring Jakarta Property Highlight H2 2024 Retail & Industrial Sectors pada Kamis, 6 Maret 2025, Sari menjelaskan bahwa renovasi ini bertujuan untuk memberikan pengalaman berbelanja yang lebih menarik dan meningkatkan jumlah pengunjung. Ia menekankan bahwa skala renovasi bervariasi, mulai dari perbaikan minor hingga perubahan besar-besaran yang bertujuan untuk meremajakan citra mal dan meningkatkan trafik pengunjung.
Namun, proses renovasi atau bahkan re-branding tidaklah sembarangan. Frank Tumewa, General Manager General Agency Knight Frank Indonesia, menyoroti pentingnya perencanaan matang sebelum memulai proyek renovasi. "Sebelum melakukan re-branding atau renovasi," ujar Frank dalam sesi tanya jawab, "kita perlu mengidentifikasi kebutuhan dan tujuannya terlebih dahulu. Implementasi yang efektif membutuhkan perencanaan desain yang cermat, yang mempertimbangkan kebutuhan pasar terkini, termasuk perubahan tata letak dan penambahan fasilitas." Proses tersebut harus memperhitungkan tren terkini dan preferensi konsumen agar investasi yang dikeluarkan memberikan return of investment (ROI) yang optimal.
Tahap evaluasi dan pemantauan pasca-renovasi juga menjadi kunci keberhasilan. Frank menekankan pentingnya mengevaluasi apakah tujuan renovasi atau re-branding telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Pemantauan berkelanjutan memungkinkan para pengelola untuk mengidentifikasi area yang perlu perbaikan dan melakukan penyesuaian strategi agar tetap relevan dan kompetitif.
Data Knight Frank Indonesia pada semester II 2024 menunjukkan adanya 4.308.008 meter persegi pasokan ritel yang ada. Meskipun angka ini cukup besar, tingkat huniannya mencapai 77,55%, menyisakan 966.937 meter persegi ruang kosong. Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan yang masih cukup besar di sektor ritel Jakarta, namun persaingan yang ketat menuntut para pengelola untuk terus berinovasi dan beradaptasi agar tetap menarik minat konsumen.
Strategi renovasi dan re-branding mal menjadi kunci keberhasilan dalam mempertahankan daya saing dan menarik minat pengunjung. Bukan hanya sekadar memperbarui tampilan, tetapi juga menciptakan pengalaman berbelanja yang unik dan memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen modern.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam merencanakan renovasi mal:
- Identifikasi kebutuhan dan tujuan renovasi.
- Perencanaan desain yang cermat dan sesuai dengan tren pasar.
- Pertimbangan perubahan tata letak dan penambahan fasilitas.
- Evaluasi dan pemantauan berkelanjutan pasca-renovasi.
- Adaptasi terhadap perubahan tren konsumen dan persaingan pasar.