Keresahan Diaspora Terhadap Masa Depan Bangsa di Tengah Gelombang Pesimisme

Gelombang kekhawatiran melanda masyarakat Indonesia, termasuk diaspora, pada awal tahun 2025. Tagar #KaburAjaDulu dan #Indonesiagelap menjadi viral di media sosial, mencerminkan ketidakpastian politik dan ekonomi yang dirasakan. Isu ini memicu pertanyaan mendalam tentang masa depan bangsa, terutama dari para Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri.

Arsjad Rasjid, Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council (IBC), mengungkapkan bahwa ia menerima pertanyaan dari diaspora Indonesia di Amerika Serikat terkait prospek Indonesia. Kekhawatiran utama mereka adalah apakah Indonesia masih menawarkan masa depan yang cerah bagi mereka. Banyak dari generasi muda Indonesia yang memiliki aspirasi untuk kembali ke tanah air dan berkontribusi pada pembangunan bangsa, namun keraguan muncul akibat situasi yang tidak menentu.

"Poinnya adalah, everybody is worried, tapi saya bilang sama teman-teman dulu kemarin. Jangan mikir kita mau gelap. Sudah, kita perlu melihat bahwa yes, tantangan, tapi kita harus punya optimisme juga. Kalau nggak punya optimisme, ya sudah ngapain kita bangun-bangun semuanya pesimis, hancur aja udah gitu," ujar Arsjad, menekankan pentingnya optimisme di tengah tantangan.

Kondisi winter tech menjadi salah satu perhatian diaspora, yang menurut Arsjad tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi juga oleh banyak negara lain. Selain itu, munculnya tagar #KaburAjaDulu mencerminkan kebingungan dan kekhawatiran masyarakat, namun juga dapat dilihat sebagai sinyal positif dari keinginan anak muda untuk berkembang dan berkontribusi secara global. Menurut Arsjad, fenomena ini menunjukkan bahwa banyak anak muda Indonesia memiliki keinginan untuk belajar dan menjadi bagian penting dari dunia.

Mayoritas diaspora memikirkan nasib Indonesia dan mencari cara untuk membantu mengubah keadaan. Mereka bertanya bagaimana mereka dapat berkontribusi dari luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa diaspora memiliki keinginan yang kuat untuk memberikan kontribusi positif bagi Indonesia. Penting bagi Indonesia untuk memberikan ruang bagi generasi muda, baik di dalam maupun di luar negeri, agar mereka tidak mencari peluang di tempat lain dan tetap terhubung dengan Indonesia.

Arsjad Rasjid menekankan perlunya memperkuat peluang kerja bagi anak muda Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri. Pekerja Indonesia di luar negeri dapat memberikan kontribusi besar bagi ekonomi Indonesia, seperti yang terjadi di Vietnam dan China. Diaspora Vietnam di Amerika Serikat dan Eropa telah membuka berbagai bisnis yang kemudian membuka peluang bagi Vietnam sebagai rantai pasok. Diaspora China juga dimanfaatkan untuk riset dan pengembangan di luar negeri, sehingga dapat menyerap pengetahuan baru.

Indonesia perlu memberikan ruang yang cukup bagi diaspora untuk berkontribusi. Mereka dapat menjadi jembatan bagi supply chain Indonesia dan membantu mengembangkan ekonomi Indonesia. Arsjad berpendapat bahwa jika diaspora memilih untuk bekerja di luar negeri, hal itu tidak selalu berarti mereka putus asa. Mereka mungkin merasa dapat bersaing di pasar global atau mencari peluang kerja yang lebih baik, namun tetap memiliki keinginan untuk kembali ke Indonesia di masa depan.