Kisah Inspiratif Pasangan Buruh Hotel di Pangandaran: Mengelola Hidup dengan Gaji UMR
Peringatan Hari Buruh menjadi momentum untuk menyoroti perjuangan dan kisah-kisah inspiratif para pekerja di berbagai sektor. Di Pangandaran, Jawa Barat, terdapat sepasang suami istri yang bekerja sebagai buruh hotel dan mampu bertahan hidup dengan gaji setara Upah Minimum Regional (UMR).
Lia (24), seorang karyawan hotel di Pangandaran, telah menjalani profesinya selama lima tahun. Bersama suaminya, mereka menggantungkan hidup dari sektor pariwisata yang menjadi andalan daerah tersebut. "Suami saya juga kerja di hotel. Kami sama-sama buruh yang menggantungkan hidup dari pariwisata Pangandaran," ungkap Lia.
Meski pendapatan mereka tergolong minim, Lia dan suaminya menerapkan gaya hidup hemat atau frugal living. Mereka berupaya menekan pengeluaran sehari-hari tanpa mengurangi kualitas hidup. Salah satu strategi yang mereka lakukan adalah dengan mengatur jadwal kerja secara bergantian.
- Pengaturan Jadwal Kerja: Lia dan suaminya mengambil jadwal kerja yang berselang. Ketika Lia bekerja, suaminya libur, dan sebaliknya. Hal ini memungkinkan mereka untuk bergantian memasak dan mengantar bekal, sehingga menghemat biaya makan dan transportasi.
- Masak Sendiri: Pasangan ini selalu berusaha memasak makanan sendiri untuk mengurangi pengeluaran. Dengan anggaran Rp 20 ribu, mereka bisa membeli bahan-bahan seperti tempe, tahu, dan sayuran yang cukup untuk makan sehari-hari. Bahkan, sesekali mereka bisa membeli setengah kilogram daging ayam untuk diolah menjadi hidangan yang lezat.
- Manfaatkan Fasilitas Hotel: Untuk menghemat biaya internet, Lia memanfaatkan fasilitas WiFi hotel saat bekerja. Di rumah, ia dan suaminya bergantian menggunakan hotspot.
Dalam sebulan, mereka hanya memiliki empat hari libur yang jadwalnya dapat diajukan sesuai shift. Lia memperkirakan, pengeluaran makan sehari dapat ditekan hingga Rp 20 ribu jika memasak sendiri. Biaya bensin harian sekitar Rp 10 ribu, sehingga total pengeluaran sehari berkisar antara Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu.
"Kalau rata-rata Rp 30 ribu per hari, sebulan bisa habis Rp 900 ribu. Itu belum termasuk listrik, pulsa, dan kebutuhan rumah tangga lainnya," jelas Lia.
Dengan gaji UMR sekitar Rp 2 juta per bulan, Lia merasa kebutuhan sehari-hari masih bisa terpenuhi, apalagi karena mereka belum memiliki anak. "Kalau sudah punya anak, pasti beda ceritanya. Tapi sekarang masih cukup berdua," ujarnya.
Di momen Hari Buruh ini, Lia berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan kesejahteraan para pekerja, terutama dalam hal kenaikan UMR. Kisah Lia dan suaminya adalah contoh nyata bagaimana dengan pengelolaan keuangan yang baik dan gaya hidup hemat, para pekerja tetap bisa bertahan hidup meski dengan pendapatan yang terbatas.