Presiden Prabowo Tekankan Perdamaian: Hasil dari Upaya, Bukan Anugerah Instan
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa perdamaian yang dinikmati Indonesia saat ini bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya, melainkan hasil dari usaha berkelanjutan para pemimpin bangsa. Penegasan ini disampaikan saat peringatan Hari Pendidikan Nasional di SDN Cimahpar 5, Kota Bogor, Jawa Barat.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya kesadaran bahwa perdamaian bukanlah "buah yang jatuh dari pohon" atau "sesuatu yang jatuh dari langit". Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa perdamaian adalah hasil dari upaya para pemimpin dan pemerintah dalam menjaga keselamatan serta keamanan seluruh rakyat Indonesia. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersyukur atas kepemimpinan para presiden terdahulu yang telah berhasil menciptakan stabilitas dan kedamaian relatif selama beberapa dekade.
"Kita bersyukur bahwa cukup lama berkat kepemimpinan presiden-presiden kita sejak dulu. Bangsa kita relatif mengalami beberapa puluh tahun masa relatif damai," tuturnya.
Presiden Prabowo mengakui bahwa Indonesia pernah menghadapi berbagai krisis dan gerakan separatis. Namun, secara keseluruhan, bangsa ini telah terhindar dari perang besar selama lebih dari 60 tahun. Situasi ini sangat kontras dengan kondisi di banyak negara lain, seperti di Eropa dan Timur Tengah, yang sering dilanda konflik dan peperangan.
Beliau mencontohkan, "Kita bandingkan dengan negara Eropa, tempat lahirnya demokrasi, perang besar sekarang. Di Timur Tengah, hampir tidak pernah berhenti perang, di Palestina, di Gaza, di Suriah, di Lebanon, di Irak, di Yaman, di Libya, di Sudan".
Presiden Prabowo menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menjaga perdamaian yang telah dicapai. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk memanfaatkan kesempatan ini guna membangun negeri dengan kecerdasan, kearifan, hati yang bersih, dan kejujuran. Dengan demikian, Indonesia dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
"Marilah kita gunakan kesempatan ini untuk membangun negeri dengan kecerdasan, dengan kearifan, dengan hati yang bersih, dengan kejujuran, sehingga kita bisa membangun masa depan anak-anak dan cucu-cucu kita," pungkasnya.