Perubahan Iklim Ancam Indonesia: Banjir, Gelombang Panas, dan Krisis Pangan Meningkat

Indonesia kini menghadapi ancaman serius akibat perubahan iklim global, dengan dampak yang semakin nyata terasa di berbagai sektor. Kenaikan suhu ekstrem, banjir yang meluas, dan badai tropis yang semakin sering terjadi menjadi bukti nyata perubahan iklim yang mengkhawatirkan. Dampak ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Dampak Nyata Perubahan Iklim di Indonesia

  • Bencana Alam Meningkat: Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan peningkatan signifikan dalam kejadian bencana hidrologi, seperti banjir dan tanah longsor. Fenomena ini terkait erat dengan perubahan pola cuaca dan iklim yang semakin ekstrem.
  • Kenaikan Suhu Global: Tahun 2024 mencatat rekor suhu global yang melampaui batas aman yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris. Hal ini memicu gelombang panas yang lebih sering dan intens, mengancam kesehatan manusia dan ekosistem.
  • Kenaikan Air Laut dan Erosi Pesisir: Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di kutub, yang mengakibatkan kenaikan permukaan air laut. Kondisi ini diperparah dengan penurunan muka air tanah, menyebabkan banjir rob permanen di wilayah pesisir, khususnya di Pantura Jawa. Erosi pantai juga semakin mengancam permukiman dan infrastruktur pesisir.
  • Badai Tropis Ekstrem: Wilayah seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami badai tropis dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Badai Seroja pada tahun 2021 menjadi contoh nyata dampak perubahan iklim yang merusak infrastruktur dan menyebabkan kerugian jiwa.
  • Ancaman Krisis Pangan: Perubahan iklim mengganggu sektor pertanian, menyebabkan penurunan produksi pangan dan bahkan gagal panen. Pola curah hujan yang tidak menentu dan suhu ekstrem menyulitkan petani untuk bercocok tanam.
  • Penyebaran Penyakit: Perubahan iklim memperluas wilayah penyebaran penyakit yang terkait dengan iklim, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, dan diare. Kondisi lingkungan yang berubah menciptakan habitat yang lebih kondusif bagi vektor penyakit.

Kerugian Ekonomi Akibat Perubahan Iklim

Kerugian ekonomi akibat perubahan iklim diperkirakan mencapai 0,55-3,55 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun 2030. Kerugian ini mencakup kerusakan infrastruktur, penurunan produktivitas pertanian, dan biaya penanganan bencana.

Rencana Adaptasi Nasional (RAN)

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersama mitra terkait sedang menyusun Rencana Adaptasi Nasional (RAN) untuk mengatasi dampak perubahan iklim. RAN merupakan dokumen penting yang berisi strategi dan langkah-langkah adaptasi di berbagai sektor. Implementasi RAN diharapkan dapat meningkatkan ketahanan Indonesia terhadap dampak perubahan iklim.

RAN menjadi bagian penting dari komitmen global di bawah Perjanjian Paris. RAN bertujuan untuk meningkatkan kapasitas adaptasi, mengurangi kerentanan, dan membangun ketahanan terhadap dampak perubahan iklim.