Banjir Bekasi: Empat Desa Terendam, Ribuan Warga Terdampak dan Kerugian Pertanian Mencapai Ratusan Juta Rupiah
Banjir Bekasi: Empat Desa Terendam, Ribuan Warga Terdampak dan Kerugian Pertanian Mencapai Ratusan Juta Rupiah
Bencana banjir yang melanda Kabupaten Bekasi sejak Selasa, 4 Maret 2025, hingga Jumat, 7 Maret 2025, telah mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat di empat desa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi melaporkan bahwa sebanyak 24.576 jiwa dari 4.644 kepala keluarga di Desa Buni Bakti, Desa Kedung Pengawas, Desa Hurip Jaya (Kecamatan Babelan), dan Desa Bojongsari (Kecamatan Kedungwaringin) terdampak banjir selama empat hari. Kondisi ini memaksa ribuan warga untuk menghadapi kesulitan hidup akibat terendamnya rumah dan lingkungan sekitar. Ketinggian air yang sempat mencapai hampir dua meter di beberapa titik, khususnya di Desa Buni Bakti, perlahan surut namun masih menyisakan genangan hingga 50 sentimeter pada Jumat sore.
Desa Buni Bakti menjadi salah satu wilayah yang paling parah terdampak. Meluapnya Sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL) akibat kiriman air dari Sungai Cikeas dan Kali Bekasi menyebabkan 11.000 jiwa di 36 RT dari 17 RW terdampak. Bencana ini diperparah dengan jebolnya tanggul di RT 14/RW 08 sepanjang 15 meter dan lebar 5 meter, yang mengakibatkan air bah menerjang 200 hektar sawah. Sawah tersebut baru ditanami bibit, sehingga kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Kepala Desa Buni Bakti, Sidi Sumardi, mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian ini dan mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil tindakan. Ia juga menyoroti lambannya respon pemerintah daerah terhadap bencana yang terjadi di wilayah utara Kabupaten Bekasi.
Dampak Luas dan Kerugian Ekonomis:
- Jumlah Jiwa Terdampak: 24.576 jiwa.
- Jumlah Kepala Keluarga Terdampak: 4.644 KK.
- Luas Sawah Terendam: 200 hektar.
- Kerugian Perkiraan: Ratusan juta rupiah.
- Penyebab Utama: Meluapnya Sungai CBL akibat curah hujan tinggi dan jebolnya tanggul di Desa Buni Bakti.
Tanggapan Pemerintah dan Permintaan Masyarakat:
Kepala Desa Buni Bakti, Sidi Sumardi, secara terbuka mengkritik Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, atas lambannya respon pemerintah terhadap bencana banjir ini. Ia menyatakan kekecewaannya karena hingga hari keempat banjir, Bupati belum mengunjungi wilayah terdampak di utara Bekasi. Sumardi meminta Bupati untuk lebih tanggap dan memperhatikan kebutuhan masyarakat di wilayah utara, mengingat luasnya wilayah Kabupaten Bekasi yang membutuhkan perhatian merata. Ia berharap agar pemerintah daerah segera mengambil langkah-langkah konkret untuk membantu warga yang terdampak dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Perbaikan infrastruktur, khususnya tanggul-tanggul penahan banjir, menjadi tuntutan utama dari masyarakat setempat untuk memberikan rasa aman dan mengurangi risiko banjir di masa yang akan datang. Perlu dilakukan evaluasi menyeluruh mengenai sistem peringatan dini dan manajemen bencana banjir di wilayah Kabupaten Bekasi untuk meminimalisir dampak kerugian baik secara materil maupun non-materil.