Konsumen di Malaysia Kecewa: Beli Ayam Gunting, Hampir Seluruhnya Tepung!

Nasib kurang beruntung menimpa seorang konsumen di Malaysia yang membeli jajanan populer, ayam gunting. Alih-alih mendapatkan potongan daging ayam yang sepadan, ia justru mendapati camilannya didominasi oleh tepung.

Kisah ini bermula ketika seorang pria bernama Amir membeli ayam gunting di Kelantan, Malaysia. Ayam gunting sendiri merupakan camilan yang terdiri dari potongan fillet ayam yang dibalut tepung renyah, terinspirasi dari jajanan Taiwan. Popularitasnya tak hanya di Malaysia, tapi juga di Indonesia. Ciri khasnya adalah perpaduan tekstur renyah dari tepung dan lembut juicy dari daging ayam, serta cita rasa yang bisa disesuaikan dengan tambahan bumbu bubuk.

Namun, pengalaman Amir jauh dari ekspektasi. Meskipun ukuran ayam gunting yang ia beli tampak besar, ternyata hampir seluruhnya hanya berisi tepung. Potongan daging ayam di dalamnya sangat kecil, sehingga membuat Amir dan temannya terkejut. Lebih ironis lagi, pesanan temannya pun mengalami hal serupa, mengindikasikan bahwa ini bukan sekadar ketidakberuntungan semata, melainkan indikasi praktik penjualan yang kurang jujur.

"Kena tipu pagi-pagi," tulis Amir dalam keterangan video yang diunggah di akun TikTok pribadinya. Kepada sebuah media lokal, Amir mengaku baru menyadari ketidakseimbangan antara tepung dan daging setelah beberapa gigitan. Ia menambahkan bahwa dirinya tidak berniat untuk komplain kepada penjual, melainkan memilih untuk tidak membeli di tempat tersebut lagi.

Video unggahan Amir pun mendapat beragam komentar dari warganet Malaysia. Beberapa di antaranya berkelakar menyamakan pengalaman Amir dengan membeli karipap yang hanya berisi angin. Ada pula yang mengatakan bahwa ayam gunting tersebut seolah mengenakan pakaian "baggy" karena terlalu banyak tepung.

Kejadian serupa juga pernah dialami oleh konsumen lain di Singapura. Seorang pria bernama Rizan merasa kecewa setelah membeli paket ayam seharga 218 ribu Rupiah di sebuah restoran cepat saji. Ia mendapati tiga potong ayam tanpa tulang yang sangat kecil, sehingga ia menyebutnya sebagai "makanan yang menyedihkan".

Kasus-kasus seperti ini menjadi pengingat bagi konsumen untuk lebih teliti dalam membeli makanan, serta bagi penjual untuk menjaga kualitas dan porsi makanan agar tidak mengecewakan pelanggan.