Menteri Dikti Saintek Tegaskan Independensi Kampus di Tengah Desakan Penolakan Militerisme

Menteri Dikti Saintek Respons Tuntutan Mahasiswa Terkait Penolakan Militerisme di Kampus

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek), Brian Yuliarto, baru-baru ini menegaskan komitmennya untuk menjaga independensi perguruan tinggi di Indonesia. Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan atas aksi demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa di depan Kantor Kemendikti Saintek pada Jumat (2/5/2025).

Para mahasiswa tersebut menyuarakan berbagai tuntutan, salah satunya adalah penolakan terhadap segala bentuk militerisme di lingkungan pendidikan, termasuk di area kampus. Mereka mendesak agar Kemendikti Saintek mengambil sikap tegas dan bersuara lantang menentang praktik-praktik yang dianggap mengancam kebebasan akademik dan otonomi kampus.

"Kami mendorong kementerian pendidikan tinggi untuk bisa bersikap dan bersuara terhadap penolakan militerisme di lingkungan pendidikan, termasuk kampus," ujar salah seorang mahasiswa dengan nada lantang di hadapan Menteri Brian.

Merespons tuntutan tersebut, Menteri Brian menegaskan bahwa kampus adalah ruang independen yang harus bebas dari intervensi pihak manapun. Ia menekankan bahwa marwah kampus sebagai tempat yang otonom dan tidak terpengaruh oleh kepentingan eksternal harus senantiasa dijaga.

"Tentu kampus adalah tempat yang independen. Saya selalu menekankan kampus independen, bebas dari intervensi siapapun," tegas Brian saat berdialog langsung dengan para mahasiswa.

Brian juga mengajak para mahasiswa untuk turut aktif menyuarakan penolakan terhadap militerisme di lingkungan perguruan tinggi, serta mengingatkan para pimpinan kampus untuk senantiasa menjaga marwah institusi pendidikan sebagai tempat yang bebas dan independen.

Kerja Sama Kampus dan Pihak Eksternal

Sebelumnya, Menteri Brian sempat menyampaikan bahwa kampus merupakan ruang terbuka bagi berbagai pihak yang ingin menjalin kerja sama atau memberikan materi, termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI). Menurutnya, kerja sama semacam ini dapat memperluas riset dan pengembangan di berbagai bidang.

"Kalau dari kami, dalam konteks kerja sama penelitian, kerja sama kuliah akademik, mengisi materi, dan sebagainya, kampus itu adalah tempat yang terbuka," jelas Brian dalam sebuah kesempatan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Rabu (23/4/2025).

Brian mencontohkan kerja sama antara kampus dengan PT Pindad, sebuah perusahaan industri pertahanan yang memiliki keterkaitan erat dengan TNI. Kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan berbagai inovasi di bidang pertahanan dan keamanan.

Tanggapan Aliansi BEM SI

Pernyataan Menteri Brian mengenai potensi keterlibatan TNI di kampus menuai tanggapan dari Ketua Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI), Herianto. Ia berpendapat bahwa masuknya militer ke kampus tidak hanya mengancam mahasiswa, tetapi juga masa depan pendidikan yang kritis dan demokratis.

"Ketika militer masuk kampus, yang terancam bukan hanya mahasiswa, tapi juga masa depan pendidikan kritis dan demokratis di Indonesia ini," ungkap Herianto.