Setelah Delapan Tahun, Kepala Desa Kanekes Kembali Pimpin Ritual Seba Baduy
Kepala Desa Kanekes, yang dikenal dengan nama Oom, kembali terlibat dalam ritual Seba Baduy setelah absen selama delapan tahun. Kehadirannya kali ini memiliki makna khusus, bukan hanya sebagai pemenuhan tradisi, tetapi juga sebagai wujud pengabdian atas amanah yang baru diemban sebagai kepala desa.
"Sudah delapan tahun saya tidak mengikuti Seba. Tahun ini adalah kali pertama saya kembali ikut, dan perasaannya tentu berbeda. Dulu saya ikut sebagai warga biasa, sekarang sebagai Jaro (kepala desa)," ujar Oom saat ditemui di Pendopo Bupati Lebak, Rangkasbitung, pada Jumat (2/5/2025).
Sebagai seorang Jaro, Oom memikul tanggung jawab besar. Ia tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga memimpin jalannya tradisi dan menyampaikan pesan dari tetua adat Baduy, yang dikenal sebagai Puun, kepada kepala daerah.
"Tentu ada beban tugas yang saya rasakan. Masalahnya adalah kami harus memimpin acara Seba ini, mengantarkan warga dan perangkat lembaga. Ini adalah tanggung jawab besar yang harus kami pikul sebagai Jaro," jelasnya.
Berbeda dengan warga Baduy Dalam yang memulai perjalanan dengan berjalan kaki sejak pagi hari, Oom berangkat bersama rombongan Baduy Luar menggunakan kendaraan roda empat. Sebelum menuju Pendopo Bupati Lebak di Rangkasbitung, mereka terlebih dahulu mengunjungi kantor Kecamatan Leuwidamar.
"Saya bergabung dengan rombongan yang menggunakan mobil. Ada juga yang berjalan kaki lebih dulu dari pagi, yaitu warga Baduy Dalam. Saya sendiri ke kecamatan dulu, baru kemudian ke Rangkasbitung," terangnya.
Warga Baduy lainnya, bernama Jamal, mengungkapkan kegembiraannya karena kembali dipercaya menjadi bagian dari panitia penyelenggara ritual Seba. Meskipun tugasnya melelahkan, ia merasa bangga dapat berkontribusi dalam acara penting ini.
"Perjalanan ini sangat menyenangkan, meskipun sedikit melelahkan karena harus mengurusi kegiatan Seba yang diikuti oleh 1.720 peserta. Cukup menguras keringat, tetapi semangat tetap terjaga karena ini adalah tanggung jawab kami," kata Jamal.
Jamal menambahkan bahwa sekitar 100 mobil digunakan oleh warga Baduy Luar dalam Seba tahun ini. Kendaraan-kendaraan tersebut tidak hanya digunakan untuk mengangkut warga, tetapi juga untuk membawa hasil bumi yang akan diserahkan kepada Bupati Lebak dan Gubernur Banten.
"Ada sekitar 100 kendaraan yang digunakan untuk mengangkut warga Baduy Luar yang ikut serta dalam Seba," pungkasnya.
Prosesi ritual Seba Baduy dijadwalkan akan dilaksanakan pada malam hari. Dalam prosesi tersebut, mereka akan menyampaikan wasiat atau pesan-pesan penting dari tetua adat Baduy, Puun.