Momentum Inspiratif: Ratusan Penerima PKH Jawa Timur Diwisuda di Universitas Brawijaya

Ratusan Penerima Manfaat PKH Rayakan Kelulusan di Universitas Brawijaya

Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya (UB) Malang menjadi saksi bisu sebuah perayaan yang mengharukan sekaligus membangkitkan semangat. Pada hari Jumat, ratusan ibu, bersama beberapa bapak, dengan bangga mengenakan toga, merayakan kelulusan mereka dari Program Keluarga Harapan (PKH). Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf, yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Ipul, hadir langsung untuk mewisuda 500 penerima manfaat PKH yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur, termasuk Malang, Pasuruan, dan Blitar.

Para wisudawan ini memiliki latar belakang profesi yang beragam, mulai dari pedagang bakso hingga tukang kayu. Kisah sukses mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang. Juwarti, seorang wisudawan PKH asal Probolinggo, menceritakan bagaimana program PKH telah membantunya membangun usaha sembako, elpiji, dan air mineral galon. Ia mengaku mendapatkan pendampingan rutin dari pendamping PKH terkait kewirausahaan. "Membantu saya dalam usaha, sering didatangi ke rumah. Harapan saya ke depan usahanya semakin lancar, sudah satu tahun saya didampingi terus," ujarnya penuh syukur.

Gus Ipul menjelaskan bahwa acara wisuda ini bertujuan untuk memotivasi para lulusan PKH, yang sebagian besar berpendidikan SD dan SMP, agar anak-anak mereka kelak dapat melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Ia juga menyampaikan rencana untuk mengadakan acara serupa di universitas lain di Indonesia, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Apresiasi dan Evaluasi Program PKH

Gus Ipul menyampaikan apresiasi kepada Rektor UB atas kesempatan yang diberikan kepada para lulusan PKH untuk merasakan atmosfir dunia kampus. Ia menekankan bahwa para lulusan PKH ini telah dinilai layak untuk tidak lagi tergolong dalam kategori miskin ekstrem. Data yang dimiliki Kemensos menunjukkan bahwa usaha dan pendapatan mereka telah meningkat secara signifikan.

Lebih lanjut, Gus Ipul menegaskan bahwa program PKH seharusnya bersifat sementara, sebagai stimulus untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ia mempertanyakan efektivitas pemberian bantuan sosial yang berlangsung lebih dari 10 tahun, kecuali bagi lansia dan penyandang disabilitas. Oleh karena itu, Kemensos berencana untuk mengevaluasi para penerima bansos setiap 5 tahun, dengan fokus pada penguatan program pemberdayaan masyarakat.

Kemensos akan bekerja sama dengan kementerian lain, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi untuk meningkatkan efektivitas program pemberdayaan masyarakat. Tujuannya adalah agar para penerima manfaat PKH dapat "naik kelas" dan mandiri secara ekonomi. Pergeseran fokus dari social protection atau bansos ke social empowerment diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berdaya.

Berikut poin-poin penting yang disampaikan dalam acara tersebut:

  • Wisuda 500 lulusan PKH dari berbagai daerah di Jawa Timur.
  • Motivasi untuk meningkatkan pendidikan anak-anak lulusan PKH.
  • Evaluasi penerima bansos setiap 5 tahun.
  • Penguatan program pemberdayaan masyarakat.
  • Kerja sama lintas sektor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan wisuda ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi penerima bantuan sosial lainnya untuk tidak selalu bergantung pada pemerintah, tetapi juga berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri melalui usaha dan kerja keras.