Eskalasi Konflik: Israel Lancarkan Serangan di Dekat Istana Kepresidenan Suriah

markdown Konflik di kawasan Timur Tengah kembali memanas setelah Israel melancarkan serangan militer di wilayah Suriah. Serangan tersebut dilaporkan menyasar area yang berdekatan dengan istana kepresidenan di Damaskus, ibu kota negara tersebut. Peristiwa ini semakin memperburuk hubungan yang sudah tegang antara kedua negara.

Serangan ini merupakan kelanjutan dari serangkaian aksi saling serang yang terjadi antara Israel dan Suriah dalam beberapa waktu terakhir. Awal bulan sebelumnya, Suriah menuduh Israel melakukan destabilisasi melalui serangkaian serangan mematikan yang menargetkan fasilitas militer dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Israel mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan respons terhadap tembakan yang berasal dari kelompok bersenjata selama operasi di wilayah selatan Suriah.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan serangan terbaru ini dan menegaskan bahwa hal tersebut merupakan pesan yang jelas kepada pemerintah Suriah. Israel menyatakan tidak akan mentolerir pengerahan pasukan Suriah di wilayah selatan Damaskus atau ancaman apapun terhadap komunitas Druze. Militer Israel juga mengonfirmasi serangan tersebut, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai target spesifik yang disasar.

Serangan Israel ini mencerminkan ketidakpercayaan yang mendalam terhadap kelompok Islamis Sunni yang mengambil alih kekuasaan setelah penggulingan Presiden Bashar al-Assad pada Desember tahun lalu. Situasi ini semakin mempersulit upaya Presiden Suriah saat ini, Ahmed al-Sharaa, dalam membangun stabilitas dan kendali atas negara yang dilanda konflik berkepanjangan. Ahmed al-Sharaa sendiri merupakan mantan komandan Al-Qaeda yang kemudian memutuskan hubungan dengan kelompok tersebut pada tahun 2016. Ia berulang kali berjanji untuk memerintah Suriah secara inklusif. Namun, serangkaian kekerasan sektarian, termasuk pembunuhan ratusan warga etnis Alawi, telah memperburuk ketakutan di kalangan kelompok minoritas di Suriah.

Ketegangan sektarian meningkat pada hari Selasa lalu ketika bentrokan terjadi antara kelompok bersenjata dari Druze dan Sunni di area Jaramana. Bentrokan tersebut dipicu oleh rekaman suara yang menghina Nabi Muhammad SAW, yang diduga dibuat oleh seorang penganut Druze. Kekerasan kemudian menyebar ke kota Sahnaya di pinggiran Damaskus, menambah daftar panjang konflik dan ketidakstabilan di Suriah. Perkembangan situasi ini terus dipantau oleh berbagai pihak, mengingat dampaknya yang luas terhadap stabilitas regional dan internasional.