Hero Global Investment Tbk Bukukan Kinerja Positif di Awal Tahun 2025, Laba Bersih Sentuh Rp 6,88 Miliar
PT Hero Global Investment Tbk (HGII), emiten yang bergerak di sektor energi baru terbarukan (EBT), mengumumkan capaian kinerja keuangan yang menggembirakan pada kuartal pertama tahun 2025. Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 6,88 miliar, sebuah indikasi stabilitas di tengah dinamika penyesuaian sektor energi.
Perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan aset yang signifikan. Total aset HGII melonjak menjadi Rp 963,3 miliar, meningkat dibandingkan posisi akhir tahun 2024 yang sebesar Rp 715,8 miliar. Lonjakan aset ini terutama didorong oleh peningkatan kas dan setara kas yang sangat signifikan, mencapai Rp 274,2 miliar dari sebelumnya hanya Rp 17,7 miliar. Peningkatan likuiditas ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi HGII untuk mempercepat pelaksanaan berbagai proyek strategis di masa mendatang.
Peningkatan signifikan pada kas dan setara kas ini merupakan dampak positif dari penawaran umum perdana saham (IPO) yang berhasil dilaksanakan pada Januari 2025. IPO tersebut menghasilkan dana bersih yang substantial, yang kemudian dialokasikan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan.
Menurut Presiden Direktur HGII, Robin Sunyoto, fundamental keuangan yang semakin kokoh, ditambah dengan dukungan kebijakan energi nasional yang progresif, menjadi pendorong utama bagi perusahaan untuk mengembangkan proyek-proyek pembangkit energi bersih dan infrastruktur strategis di berbagai wilayah Indonesia. HGII menaruh perhatian besar pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, yang dipandang sebagai momentum strategis dalam transisi energi nasional.
RUPTL tersebut menargetkan bahwa energi baru terbarukan (EBT) akan menjadi sumber utama pasokan listrik di Indonesia pada tahun 2034, dengan kontribusi mencapai 59 persen dari total kebutuhan listrik nasional. PLN berencana untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik hingga sekitar 41,9 gigawatt (GW), dengan komposisi yang beragam:
- 11,7 GW dari tenaga air (hidro)
- 7,2 GW dari tenaga angin
- 16,9 GW dari tenaga surya
- 5,1 GW dari tenaga panas bumi
- 1 GW dari bioenergi
Robin Sunyoto menekankan bahwa RUPTL terbaru bukan hanya sekadar dokumen perencanaan, melainkan sebuah peta jalan yang jelas untuk masa depan energi Indonesia. Dengan pengalaman dan portofolio yang dimiliki, HGII optimis dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan transisi energi bersih yang berkelanjutan.
Dana IPO sebesar Rp 260 miliar dialokasikan untuk mendukung dua proyek prioritas. Alokasi terbesar, yaitu 66,82 persen, akan digunakan untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 25 MW. Sementara itu, 31,45 persen dana akan dialokasikan untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 10 MW. Kedua proyek ini dijadwalkan untuk mulai beroperasi pada tahun 2025, memungkinkan HGII untuk segera memanfaatkan momentum percepatan pembangunan pembangkit listrik baru sesuai dengan arah RUPTL.
Dengan fondasi keuangan yang solid dan fokus strategis pada sektor energi terbarukan, HGII optimis dapat merealisasikan proyek-proyek ini secara optimal, memberikan nilai tambah berkelanjutan bagi para pemegang saham, serta berkontribusi pada masa depan energi hijau Indonesia.