Presiden Prabowo Dorong Aparatur Negara Tinggalkan Mentalitas Pasrah dan Bergantung
Presiden Prabowo Subianto menyerukan perubahan fundamental dalam etos kerja aparatur negara. Dalam pidatonya di hadapan para pendidik dan siswa di SD Negeri 05 Cimahpar, Bogor, Jawa Barat, pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, Jumat (2/5/2025), Presiden Prabowo menekankan perlunya meninggalkan mentalitas 'kumaha engke' dan 'kumaha juragan', yang selama ini dianggap menghambat kemajuan.
Dalam bahasa Sunda, 'kumaha engke' secara harfiah berarti 'bagaimana nanti', mencerminkan sikap menunda-nunda atau kurang perencanaan. Sementara, 'kumaha juragan' berarti 'terserah bos', yang mengindikasikan kurangnya inisiatif dan ketergantungan berlebihan pada atasan. Presiden Prabowo menegaskan bahwa mentalitas seperti ini tidak sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan untuk membangun Indonesia yang maju dan sejahtera.
"Hilangkan semangat kumaha engke wae, kumaha juragan wae. Kita harus bekerja keras, cepat, dan saudara-saudara kita mampu dan kita buktikan kita mampu," tegas Presiden Prabowo. Pernyataan ini merupakan seruan untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, dan tanggung jawab dalam menjalankan roda pemerintahan.
Presiden Prabowo juga menyoroti keberhasilan program makan bergizi gratis (MBG) yang telah menjangkau 3 juta penerima manfaat sejak awal tahun 2025. Program ini, yang ditargetkan mencapai 82,9 juta penerima manfaat pada November 2025, tidak hanya menyasar anak-anak sekolah, tetapi juga ibu hamil. Presiden Prabowo meyakini bahwa MBG memiliki dampak signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di wilayah pedesaan.
"Peningkatan 400 persen, 500 persen, mungkin belum pernah terjadi di negara manapun belakangan ini," kata Presiden Prabowo, menggambarkan dampak positif dari program MBG terhadap perekonomian.
Lebih lanjut, Presiden Prabowo menyatakan bahwa keberhasilan program MBG membuktikan bahwa Indonesia mampu melaksanakan program-program besar yang strategis dan berdampak positif bagi masyarakat. Dia menekankan bahwa tekad, keberanian, dan semangat yang kuat adalah kunci untuk mencapai tujuan-tujuan besar tersebut.
"Kita tidak mau melaksanakan semangat kumaha engke, semangat kita harus engke kumaha," tegasnya. Dalam konteks ini, 'engke kumaha' dapat diartikan sebagai sikap proaktif, di mana tindakan dan perencanaan dilakukan dengan matang untuk mencapai hasil yang diinginkan di masa depan.