Kondisi Memprihatinkan, Siswa SDN Padurenan IV Bekasi Belajar di Ruang Darurat Akibat Kelas Rusak
Kota Bekasi dihadapkan pada tantangan infrastruktur pendidikan yang mendesak. Ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Padurenan IV, terpaksa mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kondisi yang kurang ideal. Tiga ruang kelas di sekolah tersebut mengalami kerusakan parah, memaksa pihak sekolah untuk mencari solusi alternatif agar proses belajar tetap berjalan.
Kondisi ini telah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir, di mana kerusakan terparah meliputi bagian atap bangunan. Plafon jebol dan kerangka penyangga genteng yang keropos menjadi pemandangan sehari-hari. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar dialihkan ke ruang perpustakaan dan musala sekolah yang relatif lebih aman. Meskipun demikian, kondisi ini menimbulkan keluhan dari para siswa yang merasa tidak nyaman belajar di tempat yang kurang representatif.
Kepala SDN IV Padurenan, Sri Sulastri, menuturkan bahwa pihak sekolah telah berupaya mencari solusi terbaik bagi para siswa. Pilihan untuk merelokasi kegiatan belajar ke perpustakaan dan musala dianggap sebagai opsi paling realistis, daripada memindahkan siswa ke sekolah lain yang lokasinya cukup jauh. Sri Sulastri menambahkan, memindahkan siswa ke sekolah lain akan menambah beban logistik dan transportasi bagi para siswa dan orang tua.
Kerusakan yang terjadi meliputi kelas I, II, dan III, yang secara total melibatkan sekitar 400 siswa. Dua ruang kelas telah rusak sejak November tahun lalu, sementara satu ruang kelas lainnya mengalami kerusakan sekitar dua minggu lalu. Pihak sekolah telah melaporkan kondisi ini kepada Pemerintah Pusat dan mengusulkan perbaikan segera.
Kabar baiknya, Pemerintah Pusat telah merespon laporan tersebut dan berjanji akan segera melakukan perbaikan melalui Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), sebuah inisiatif yang digagas oleh Presiden terpilih. Program ini diharapkan dapat mempercepat proses perbaikan infrastruktur sekolah yang rusak di seluruh Indonesia, termasuk SDN IV Padurenan. Selain perbaikan fisik, pemerintah juga berencana untuk meningkatkan fasilitas sekolah dengan teknologi digital, seperti pengadaan papan tulis interaktif. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan siswa menghadapi era digital.
Berikut rincian kerusakan yang terjadi:
- Kelas I: Kerusakan paling parah terjadi pada bagian atap, dengan plafon jebol dan kerangka penyangga genteng yang keropos.
- Kelas II: Kondisi serupa juga terjadi pada kelas II, dengan kerusakan atap yang mengancam keselamatan siswa.
- Kelas III: Ruang kelas ini mengalami kerusakan yang lebih baru, namun tetap mengganggu proses belajar mengajar.
Sri Sulastri berharap agar perbaikan dapat segera dilakukan, sehingga para siswa dapat kembali belajar di ruang kelas yang nyaman dan aman. Pihak sekolah juga mengapresiasi respon cepat dari Pemerintah Pusat dan berharap agar program digitalisasi dapat segera diimplementasikan.