Di PHK, Pria Ini Prioritaskan Pendidikan Anak Melalui Pengelolaan Keuangan Cermat
Di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda berbagai sektor, Supriyadi (54), seorang ayah dari Depok, Jawa Barat, menunjukkan keteguhan hati dan kebijaksanaan dalam mengelola keuangan keluarga. Mantan staf administrasi di sebuah lembaga riset di Jakarta Pusat ini, diberhentikan dari pekerjaannya pada 1 November 2024. Walaupun sempat terkejut, Supriyadi dengan sigap menyusun strategi keuangan baru demi memastikan pendidikan kedua putrinya tetap terjamin.
Kabar PHK yang diterimanya sejak awal September 2024, menjadi pukulan berat bagi Supriyadi. Sebagai kepala keluarga, ia merasa bertanggung jawab untuk segera menyampaikan berita tersebut kepada istri dan kedua anaknya. Ratrira Shada (24), putri pertamanya, baru saja memulai karir profesionalnya, sementara Kinanthi Radyara (18), putri bungsunya, baru saja memasuki dunia perkuliahan. Prioritas utama Supriyadi adalah memastikan Kinanthi dapat menyelesaikan pendidikannya tanpa hambatan finansial.
"Saat mendapat kabar PHK, pikiran saya langsung tertuju pada Kinan. Rasanya tidak mungkin menghentikan mimpinya hanya karena saya kehilangan pekerjaan," ujar Supriyadi. Ia pun segera berdiskusi dengan sang istri untuk mengalokasikan dana khusus guna membiayai kuliah Kinanthi hingga selesai. Keputusan ini diambil sebagai bentuk komitmen Supriyadi terhadap pendidikan anak, yang dianggapnya sebagai investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya.
Supriyadi bersyukur karena istrinya masih memiliki pekerjaan tetap, sehingga kebutuhan sehari-hari keluarga masih dapat terpenuhi. Namun, ia menyadari bahwa dirinya harus segera mencari sumber penghasilan tambahan untuk menopang perekonomian keluarga. Dengan dukungan dari kedua putrinya, Supriyadi mencoba peruntungan di dunia bisnis kuliner dengan mendirikan usaha bernama 'Jemari Mama'.
Bisnis kuliner ini menjadi harapan baru bagi Supriyadi dan keluarganya. Ia berharap, melalui usaha ini, ia dapat terus memberikan yang terbaik bagi pendidikan anak-anaknya, sekaligus membuktikan bahwa PHK bukanlah akhir dari segalanya. Dengan semangat pantang menyerah dan dukungan keluarga, Supriyadi optimis dapat melewati masa-masa sulit ini dan meraih kesuksesan di bidang yang baru.