Kisah Misterius Nelayan Sukabumi: Terapung di Laut, Ditemukan di Subang dengan Luka Misterius
Teka-teki Keberadaan Rina: Hilang di Laut Sukabumi, Muncul di Subang dengan Kisah yang Membingungkan
Rina (34), seorang nelayan wanita asal Ujunggenteng, Sukabumi, Jawa Barat, kembali ke rumahnya setelah menghilang selama lebih dari dua pekan. Kepulangannya diiringi dengan cerita yang sulit dipercaya dan luka-luka di sekujur tubuhnya, terutama pada lengan, jari tangan, dan kaki.
Kisah bermula pada malam Kamis, 10 April 2025, ketika Rina pergi melaut mencari kerang mata lembu di sekitar pantai Ciracap. Menurut pengakuannya, ombak besar datang secara tiba-tiba dan menyeretnya ke tengah laut. Dalam kondisi panik, ia berhasil meraih tutup fiber yang kemudian menjadi pelampungnya selama berjam-jam, bahkan mungkin berhari-hari.
"Begitu ombak besar datang, kalau tidak ada tutup fiber entah bagaimana saya," ujarnya dengan nada lirih.
Terombang-ambing di tengah laut, Rina hanya bisa pasrah. Ia mengaku hanya mendengar suara burung di siang hari dan merasakan panas yang menyengat di kepalanya. Hingga akhirnya, ia diselamatkan oleh tiga orang yang tidak dikenalnya dengan menggunakan perahu. Ia tidak memahami bahasa mereka, namun ia yakin mereka bukan berasal dari daerah sekitarnya. Para penyelamat itu kemudian membawanya ke daratan.
Kejanggalan mulai muncul ketika Rina mengaku berada di sebuah rumah milik seorang wanita di Subang. Sebelumnya, ia mendengar bahwa dirinya berada di Cilacap. Bagaimana ia bisa berpindah dari laut Ujunggenteng ke Cilacap, lalu ke Subang, masih menjadi misteri. Apalagi, jarak antara Ujunggenteng ke Cilacap atau Subang terbilang jauh dan tidak lazim bagi korban yang terseret ombak.
"Saya juga bingung, katanya saya di Cilacap, terus dibawa ke Subang," ungkapnya.
Rina mengaku tidak mengetahui di mana tepatnya ia berada selama menghilang, siapa saja yang membantunya, dan tidak ada catatan atau laporan resmi terkait keberadaannya selama itu. Bahkan, orang yang menyelamatkannya di laut berbeda dengan orang yang mengantarkannya pulang.
"Yang nganterin ke rumah tiga orang, pakai kaus, mobil hideung (hitam) pribadi, tapi saya enggak tahu," katanya.
Saat pergi melaut, Rina hanya membawa sandal, ember, senter, permen lima buah, air minum, dan roti satu. Ia tidak membawa identitas diri atau uang sepeser pun.
Selama berada di tempat yang disebutnya sebagai penampungan, tubuh Rina mengalami luka-luka. Ia menduga luka tersebut akibat benturan dengan karang selama terombang-ambing di laut.
"Di sana (Cilacap) biru-biru, bengkak. Alhamdulillah masih sakit, mungkin kena karang," tuturnya sambil memegangi lengan yang bengkak.
Sampai saat ini, belum ada pihak yang dapat memberikan penjelasan yang utuh dan valid mengenai bagaimana Rina bisa berpindah dari pantai Ciracap ke Cilacap dan Subang tanpa sepengetahuan pihak berwenang. Kisah ini menjadi semakin membingungkan karena tidak adanya laporan resmi atau keterangan pembanding yang pasti.
Seorang anggota SAR yang enggan disebutkan namanya menganggap kisah Rina mirip dengan cerita oray koneng pada kasus hilangnya Yana di Cadas Pangeran beberapa tahun lalu, sebuah kasus yang penuh dengan keanehan dan spekulasi.