Bali Gelap Gulita: Pemadaman Listrik Massal Hantui Persiapan Hari Raya Kuningan

Bali Dilanda Pemadaman Listrik Massal Jelang Hari Raya Kuningan

Pulau Dewata, Bali, dikejutkan dengan pemadaman listrik massal pada Jumat (2/5/2025), menyebabkan sebagian besar wilayah gelap gulita dan mengganggu aktivitas warga, terutama dalam persiapan menyambut Hari Raya Kuningan. Pemadaman ini terjadi secara tiba-tiba dan meluas, memicu kepanikan dan kebingungan di kalangan masyarakat.

Kota Denpasar, sebagai pusat aktivitas, menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak. Suasana malam yang biasanya ramai dan gemerlap berubah menjadi sunyi senyap, menyerupai suasana Hari Raya Nyepi. Di beberapa area, seperti Jalan Gunung Agung, Jalan Bung Tomo, dan Jalan Wibisana Barat, gangguan tidak hanya terbatas pada listrik, tetapi juga melumpuhkan jaringan internet, mempersulit komunikasi dan akses informasi.

Lampu mulai padam sekitar pukul 16.00 WITA, dan hingga beberapa jam kemudian, aliran listrik belum juga pulih. Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi umat Hindu Bali yang tengah sibuk mempersiapkan berbagai perlengkapan upacara untuk Hari Raya Kuningan. Tradisi memasang "gantung-gantung" dan menyiapkan upakara lainnya pada malam sebelum Kuningan menjadi terhambat.

Kisah Warga di Tengah Kegelapan

Di tengah kegelapan, warga tetap berusaha melanjutkan persiapan upacara semaksimal mungkin. Komang Sri Rahayu, seorang warga Denpasar Utara, bersama keluarga, mengandalkan cahaya dari telepon genggam untuk menerangi aktivitas mereka. Ia bergumam bahwa suasana saat ini sangat mirip dengan Hari Raya Nyepi.

Warga di wilayah lain, seperti di Jalan Ahmad Yani, sedikit lebih beruntung karena jaringan internet sudah kembali berfungsi sekitar pukul 19.00 WITA. Namun, kondisi berbeda dirasakan oleh warga di area Sibang yang masih harus bergelut dengan kegelapan.

Yanti, seorang warga Ahmad Yani, mengaku kesulitan menghubungi temannya di Ubud yang juga terdampak pemadaman listrik dan gangguan sinyal. Ia akhirnya memutuskan untuk mendatangi langsung rumah temannya. Yanti juga mendengar kabar bahwa pemadaman ini disebabkan oleh gangguan kabel bawah laut Jawa-Bali.

Beberapa warga yang memiliki panel surya merasa beruntung karena tetap bisa menikmati penerangan di tengah pemadaman. Sementara itu, jalanan tampak sangat gelap, hanya diterangi oleh lampu dari toko modern 24 jam. Sebagian warga memilih untuk duduk-duduk di pinggir jalan sambil menunggu listrik kembali menyala.

Dampak dan Reaksi Masyarakat

Pemadaman listrik ini tidak hanya mengganggu persiapan Hari Raya Kuningan, tetapi juga berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Aktivitas ekonomi terhambat, komunikasi terputus, dan rasa aman pun berkurang. Masyarakat berharap agar pihak terkait segera mengatasi gangguan ini dan memberikan informasi yang jelas mengenai penyebab dan perkiraan waktu pemulihan.

Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya infrastruktur yang handal dan sistem kelistrikan yang stabil. Di sisi lain, muncul pula kesadaran akan perlunya sumber energi alternatif seperti panel surya untuk mengurangi ketergantungan pada jaringan listrik utama.

Momentum ini juga menjadi refleksi bagi masyarakat Bali untuk tetap menjaga tradisi dan nilai-nilai luhur di tengah keterbatasan. Semangat gotong royong dan kebersamaan menjadi modal penting dalam menghadapi tantangan dan merayakan Hari Raya Kuningan dengan khidmat.