Dari Thriller ke Kontroversi: Transformasi 'Bidaah' di Detik-Detik Akhir Produksi

Perubahan arah yang dramatis kerap kali mewarnai proses kreatif, tak terkecuali dalam industri perfilman. Hal ini pula yang terjadi di balik layar serial 'Bidaah', sebuah produksi yang kini tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan penonton. Bermula dari sebuah konsep thriller psikologis, serial ini bertransformasi menjadi sebuah drama yang mengangkat isu sensitif tentang ajaran sesat, hanya dalam hitungan minggu sebelum dimulainya proses syuting.

Erma, sosok di balik ide cerita 'Bidaah', mengungkapkan bahwa proyek ini awalnya digagas sebagai sebuah serial thriller yang bekerja sama dengan platform streaming Viu. Namun, sebuah ilham tak terduga mengubah segalanya. Tepatnya, sebuah gagasan yang muncul di benaknya untuk merombak total konsep cerita dan mengadaptasinya menjadi sesuatu yang lebih relevan dengan isu-isu yang tengah viral dan menjadi meme di media sosial.

Perubahan radikal ini tentu saja bukan tanpa tantangan. Erma mengakui bahwa meyakinkan pihak Viu bukanlah perkara mudah. Waktu yang sangat mepet, dengan jadwal syuting yang sudah di depan mata, menjadi kendala utama. Namun, entah mengapa, pihak Viu akhirnya luluh dan memberikan lampu hijau untuk perubahan tersebut, mengikuti intuisi sang kreator.

"Suatu hari, saya bangun tidur dan merasa tidak ingin lagi membuat thriller," ujar Erma. "Saya ingin membuat serial tentang ajaran sesat. Padahal, pemain sudah dikonfirmasi dan perjanjian dengan Viu sudah hampir ditandatangani. Saya langsung menghubungi Viu dan bertanya apakah cerita bisa ditukar. Mereka menjawab tidak mungkin, karena syuting tinggal sebulan lagi. Tapi saya memohon, karena saya merasa ide baru ini lebih baik."

Keajaiban terjadi. Keesokan harinya, Erma mendapatkan persetujuan. Ia pun segera bergegas menyusun naskah baru untuk serial yang kemudian diberi judul 'Bidaah'. Keterbatasan waktu memaksa persiapan dilakukan dengan serba cepat. Bahkan, Erma mengakui bahwa naskah belum sepenuhnya rampung saat syuting dimulai. Para aktor menerima naskah setiap pagi, hanya untuk episode yang akan diambil gambar pada hari itu. Lebih ekstrem lagi, sebelum syuting dimulai, naskah bahkan belum memiliki dialog sama sekali.

"Naskah belum ada yang lengkap. Pemain menerima naskah di hari syuting, setiap pagi. Mereka hanya tahu alur cerita, apa, kenapa, dan bagaimana karakter mereka. Tapi tidak ada dialog," jelasnya.

Perubahan drastis ini tidak hanya mengejutkan Viu, tetapi juga para pemain. Beberapa aktor bahkan terpaksa mengundurkan diri karena merasa kurang cocok dengan konsep cerita yang baru. Lalu, bagaimana dengan Faizal Hussein, aktor yang memerankan karakter Walid?

"Awalnya, dia adalah antagonis, seorang psikopat," ungkap Erma. "Tapi saya bilang, cerita itu tidak jadi. Ini cerita lain."

Untungnya, Faizal Hussein menyukai ide cerita yang baru dan tetap terlibat dalam produksi. Keputusan ini berbuah manis, karena ia berhasil memerankan karakter Walid dengan sangat apik, hingga menjadi sosok yang fenomenal dengan dialog-dialognya yang khas.

Transformasi 'Bidaah' dari thriller psikologis menjadi drama kontroversial tentang ajaran sesat adalah sebuah kisah di balik layar yang menarik. Perubahan radikal ini membuktikan bahwa intuisi dan keberanian untuk mengambil risiko dapat menghasilkan karya yang unik dan berkesan.