KSBSI Mengecam Tindakan Anarkis dalam Aksi May Day di Semarang dan Mendorong Penegakan Hukum

Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) menyampaikan kekecewaan mendalam atas insiden kericuhan yang terjadi pada aksi damai Hari Buruh (May Day) di Semarang. Presiden KSBSI, Elly Rosita Silaban, menyatakan bahwa tindakan anarkis tersebut mencoreng esensi peringatan Hari Buruh yang seharusnya menjadi wadah ekspresi aspirasi pekerja secara damai dan konstruktif.

Elly Rosita Silaban menegaskan bahwa KSBSI tidak mentolerir segala bentuk kekerasan dan vandalisme yang merusak citra perjuangan buruh. Menurutnya, aksi damai yang telah direncanakan dengan matang seharusnya menjadi momentum untuk menyampaikan tuntutan dan harapan para pekerja tanpa mengganggu ketertiban umum. Ia menyayangkan adanya pihak-pihak yang memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan tindakan provokatif dan merugikan.

KSBSI mendukung penuh langkah-langkah yang diambil oleh pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kericuhan tersebut. Elly Rosita Silaban mendesak agar para pelaku anarkis dapat diidentifikasi, ditangkap, dan diproses hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ia berharap penegakan hukum yang tegas dapat memberikan efek jera bagi para pelaku dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.

Lebih lanjut, Elly Rosita Silaban mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat, khususnya para pekerja, untuk tetap menjaga ketertiban dan kedamaian dalam menyampaikan aspirasi. Ia menekankan bahwa aksi damai yang dilakukan secara bertanggung jawab dan konstruktif akan lebih efektif dalam memperjuangkan hak-hak buruh.

Insiden di Semarang bermula ketika kelompok yang diduga anarko mengganggu jalannya aksi damai yang diselenggarakan oleh aliansi buruh KASBI, KSPIP, FSPMI, dan KSPN di depan kantor Gubernur Jawa Tengah. Aparat kepolisian bertindak cepat membubarkan kelompok tersebut dan mengamankan situasi.

Berikut kronologis kejadian:

  • Aksi damai dimulai pukul 14.30 WIB dengan orasi dan sholawatan.
  • Pukul 15.15 WIB, kelompok berpakaian serba hitam mengganggu aksi.
  • Polisi mengimbau buruh dan mobil komando masuk ke halaman kantor gubernur.
  • Polisi meminta massa membubarkan diri secara tertib.
  • Pasukan Dalmas membentuk barisan dan menyampaikan imbauan pembubaran.

KSBSI berharap insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih menghargai perbedaan pendapat dan mengedepankan dialog dalam menyelesaikan masalah. KSBSI juga berkomitmen untuk terus mengawal proses hukum terhadap para pelaku anarkis dan memastikan bahwa hak-hak buruh tetap terlindungi.