Apple Catat Kinerja Gemilang di Kuartal Kedua 2025, iPhone Jadi Andalan Utama

Apple Ungkap Laporan Keuangan Q2 2025: Pendapatan Melonjak Berkat iPhone dan Layanan

Perusahaan teknologi raksasa, Apple, baru-baru ini mengumumkan laporan keuangan untuk kuartal kedua tahun fiskal 2025, yang mencakup periode Januari hingga Maret. Laporan tersebut menunjukkan kinerja yang solid dengan pendapatan mencapai USD 95,4 miliar, setara dengan Rp 1.496 triliun berdasarkan kurs Rp 15.680 per dolar AS. Angka ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dan melampaui ekspektasi internal perusahaan.

Dalam pernyataan resminya, CEO Apple, Tim Cook, menyoroti kontribusi signifikan dari berbagai lini produk dan layanan terhadap pencapaian ini. Meskipun dihadapkan pada tantangan seperti tarif perdagangan dan fluktuasi mata uang, Apple berhasil mencatatkan pertumbuhan yang memuaskan. Cook juga menyinggung peluncuran iPhone 16e yang disambut baik oleh pasar, serta inovasi pada lini Mac dan iPad yang didukung oleh chip Apple silicon.

Analisis Kinerja Keuangan

Berikut rincian kinerja keuangan Apple per kategori produk:

  • iPhone: Pendapatan dari penjualan iPhone mencapai USD 46,8 miliar, meningkat 2% dari tahun sebelumnya. Peluncuran iPhone 16e dengan chip A18 dan modem C1 yang hemat energi menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ini. Selain itu, fitur-fitur baru seperti Camera Control dan Visual Intelligence yang didukung oleh Apple Intelligence pada iPhone 16 dan 16 Pro juga berkontribusi positif terhadap penjualan.
  • Mac: Lini Mac mencatatkan pendapatan sebesar USD 7,9 miliar, tumbuh 7% dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi utama datang dari MacBook Air yang ditenagai oleh chip M4, serta Mac Studio dengan chip M4 Max dan M3 Ultra yang dipasarkan sebagai "AI powerhouse".
  • iPad: Penjualan iPad melonjak 15%, menghasilkan pendapatan sebesar USD 6,4 miliar. Peningkatan ini didorong oleh peluncuran iPad Air dengan chip M3 dan fitur Apple Intelligence seperti Clean Up Tool dan Image Wand.
  • Wearables, Home, and Accessories: Kategori ini mengalami penurunan pendapatan sebesar 5%, menjadi USD 7,5 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh perbandingan yang kurang menguntungkan dengan peluncuran Apple Vision Pro dan Watch Ultra 2 pada tahun sebelumnya. Meskipun demikian, Apple Watch Series 10 dan AirPods 4 dengan fitur noise cancellation tetap menjadi produk yang diminati.
  • Services: Segmen layanan Apple mencatatkan rekor pendapatan tertinggi sebesar USD 26,6 miliar, tumbuh 12% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh layanan seperti Apple TV+, Apple Pay, dan App Store. Apple TV+ sendiri telah meraih lebih dari 2.500 nominasi penghargaan dan 560 kemenangan, dengan konten unggulan seperti Severance.

Selain itu, Apple juga terus mengembangkan Apple Intelligence, yang kini mendukung lebih banyak bahasa termasuk Prancis, Jerman, Jepang, serta bahasa Inggris lokal untuk Singapura dan India. Fitur-fitur seperti Writing Tools, Genmoji, dan Visual Intelligence semakin meningkatkan pengalaman pengguna di berbagai perangkat Apple.

Ekspansi Global dan Investasi

Secara geografis, Apple mencatat rekor pendapatan kuartalan di beberapa negara, termasuk Inggris, Spanyol, Brasil, India, dan Filipina. Perusahaan juga terus memperluas jangkauannya dengan membuka dua toko ritel baru dan berencana membuka toko di Uni Emirat Arab serta toko online di Arab Saudi.

Apple juga mengumumkan rencana investasi besar-besaran sebesar USD 500 miliar di Amerika Serikat selama empat tahun ke depan. Investasi ini mencakup pembangunan pabrik server canggih di Texas dan perluasan fasilitas di sembilan negara bagian lainnya. Apple juga berencana untuk meningkatkan penggunaan chip buatan AS, dengan target lebih dari 19 miliar chip dari 12 negara bagian pada tahun 2025.

Komitmen Terhadap Keberlanjutan

Dalam hal keberlanjutan, Apple berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 60% sejak 2015 dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan serta material daur ulang. Perusahaan memiliki target untuk mencapai netralitas karbon di seluruh rantai pasok dan siklus hidup produk pada tahun 2030.

Tantangan Tarif dan Prospek Masa Depan

Tarif perdagangan global memberikan dampak terbatas pada kinerja Apple di kuartal Maret, berkat optimalisasi rantai pasok. Namun, perusahaan memperkirakan adanya tambahan biaya sebesar USD 900 juta pada kuartal Juni akibat tarif, terutama dari tarif IEEPA 20% untuk produk asal China yang diimpor ke AS. Sebagai respons, Apple telah mengalihkan sebagian produksi iPhone untuk pasar AS ke India dan Vietnam.

Untuk kuartal Juni, Apple memproyeksikan pertumbuhan pendapatan di kisaran satu digit rendah hingga menengah, dengan margin kotor antara 45,5% dan 46,5%. Perusahaan juga berkomitmen untuk terus mengembalikan nilai kepada pemegang saham melalui dividen dan pembelian kembali saham.

Dengan basis perangkat aktif yang terus bertambah dan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi, Apple tetap optimis dengan prospek masa depannya. Perusahaan akan terus berfokus pada inovasi dan pengembangan produk serta layanan terbaik, termasuk pengumuman menarik yang akan diungkapkan pada Worldwide Developers Conference (WWDC) mendatang.