Ribuan Pelajar Sikka Padukan Pendidikan dan Budaya Lewat Gelaran Tari Hegong dan Gawi Massal

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), tahun 2025 diwarnai dengan sebuah pergelaran seni budaya yang memukau. Sebanyak 2.025 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SMP, SMA, hingga SMK, bersama dengan para guru, bersatu dalam harmoni gerakan Tari Hegong dan Tari Gawi. Acara yang berlangsung di halaman kantor Bupati Sikka ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga sebuah pernyataan akan pentingnya pendidikan karakter dan pelestarian budaya di era global.

Setelah pelaksanaan upacara bendera Hardiknas, ribuan pelajar membanjiri lapangan dengan pakaian adat khas Sikka dan etnis Lio. Gemuruh musik tradisional mengiringi setiap gerakan, menciptakan suasana yang khidmat sekaligus meriah. Mikael Maran, ketua panitia penyelenggara, mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah wujud semangat pendidikan dan kecintaan terhadap budaya lokal. "Gebyar tarian ini adalah momentum kebanggaan budaya kita," ujarnya.

Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago, dalam sambutannya, menekankan bahwa pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan pendidikan sebagai fondasi pembentukan karakter yang tangguh, mampu menjawab tantangan global seperti kemajuan teknologi, perubahan iklim, dan krisis kemanusiaan. "Kita mungkin tidak kaya sumber daya alam, tetapi kita bisa unggul dalam kualitas manusia," tegasnya. Bupati juga menyampaikan pesan kepada para siswa untuk terus belajar dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, namun tidak melupakan akar budaya dan nilai-nilai luhur bangsa. Ia berharap generasi muda Sikka dapat menjadi insan yang jujur, pekerja keras, cinta tanah air, dan peduli terhadap sesama.

Apresiasi tinggi diberikan kepada para pelajar yang telah menampilkan Tari Hegong dan Gawi secara serentak. Menurut Bupati, kedua tarian ini adalah warisan leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan. "Penampilan ini adalah simbol komitmen kita dalam menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda," ungkapnya. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Tari Gawi dan Tari Hegong bukan hanya sekadar tarian, tetapi juga representasi dari identitas dan jati diri masyarakat Sikka yang harus terus dihidupkan.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan dan kebudayaan dapat berjalan beriringan, saling melengkapi, dan memperkuat identitas bangsa. Melalui pergelaran seni seperti ini, diharapkan generasi muda Sikka semakin mencintai budaya lokal dan memiliki semangat untuk terus belajar dan berkarya demi kemajuan daerah dan bangsa.